Di artikel sebelumnya Analis.co.id sudah mengulas analisis dan rumus
jenis-jenis rasio profitabilitas yang lain. Nah, sekarang ada satu lagi yang akan kita bahas, yaitu contoh soal Basic Earning Power, serta apa pengertian Basic Earning Power menurut para ahli.
Nama lain rasio rentabilitas ini adalah
Earning Power of Total Investment. Rumusnya sama, hanya istilahnya saja yang berbeda.
Sesuai dengan rumusnya, ada dua bagian dari laporan keuangan yang dihitung dalam rasio profitabilitas ini, yaitu laba usaha/operasi dan total aset yang dimiliki perusahaan.
Lalu, yang mana laba usah atau laba oprasi yang dimaksud dalam laporan keuangan emiten? Maksudnya di bagian mana letaknya?
Jika ingin menemukan letaknya, maka biasanya berada di halaman ke-3 di bagian laporan Laba/Rugi perusahaan. Lebih tepatnya, setelah Pendapatan dan Laba Bruto.
Kalau dalam laporan keuangan yang disajikan dalam bahasa Inggris maka biasanya ditulis dengan “Profit from Operations” atau “Operating Profit”.
Dan ada lagi istilah lain untuk operating profit tersebut, yakni berdasarkan letaknya dalam laporan keuangan maka ia disebut juga dengan
EBIT atau
Earnings Before Interest and Tax (Laba sebelum Bunga dan Pajak).
Sudah jelaskan soal laba operasi? Sekarang, karena mungkin anda masih pemula, jadi bertanya juga dimana letak total aset di LK perusahaan?
Oke, jadi letaknya biasanya selalu di halaman pertama, setelah pernyataan direksi dan akuntan.
Karena yang disebut adalah total aset, maka dia adalah hasil penjumlahan dari aset lancar dan tidak lancar. Dan ini biasa juga disebut dengan ‘Total Aktiva’. Sudah jelas kan?
Sekarang mari kita bahas selengkapnya!
Baca juga:
2 Cara Menilai Saham Murah atau Mahal
Pengertian Earning Power
Dinamakan demikian, salah satu alasannya karena Operating Profit atau EBIT adalah laba dasar dari kinerja perusahaan dalam periode tertentu.
Maksudnya ‘dasar’ karena setelah laba kotor dikurangi dengan beban usaha, seperti beban penjualan, beban umum dan administrasi serta lain-liannya, maka didapatlah hasil EBIT atau laba operasi tersebut dimana hasilnya tersebut belum dikurangi oleh bunga dan pajak.
Dan lazimnya, setelah dikurangi bunga dan pajak tersebut, selanjutnya barulah akan diketahui berapa laba bersih dari perusahaan. Nah, laba bersih ini bukan lagi earning power dari emiten karena tidak lagi mewakili laba sesungguhnya, karena sudah dikurangi dengan bunga dan pajak sebelumnya.
Jadi pengertian earning power adalah sebenarnya ditujukan pada EBIT tersebut. Sehingga, pada rasionya diperbandingkan antara nilai dari EBIT dengan total aset untuk mengetahui sejauh mana earning power yang mampu dihasilkan jika dibandingkan dengan besaran total aset yang ada.
Oleh Investopedia, disebutkan defenisinya:
“Earnings power is a business’s ability to generate profit from conducting its operations.”
Kurang lebih maksudnya begini: “Kekuatan laba adalah kemampuan bisnis untuk menghasilkan laba dari melakukan operasinya.”
Sedangkan tujuan dari melakukan analisis terhadap rasio profitabilitas ini adalah untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan dasar atau basic profitability dari total aset perusahaan dalam menghasilkan laba usaha atau laba sebelum pajak dan bunga (EBIT).
Adapun oleh
Sawir, sebagai ahli dibidangnya, menyebutkan rasio ini sebagai rasio untuk mengukur efektivitas suatu perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan .
Kurang lebih maksudnya sama, tapi intinya untuk mengetahui seberapa besar EBIT yang dihasilkan jika dibandingkan dengna total aktivanya.
Baca dulu:
Jenis Rasio Likuiditas dan Rumusnya
Contoh Soal Basic Earning Power
Kalau bicara mengenai contoh soal maka sudah pasti kita akan tau juga bagaimana formula atau rumus dari rasio ini.
Nah, berikut adalah rumus rasio basic earning power:
BEP = Laba Operasi / Total Aset
Atau
EPTA (Earnin Power to Total Assets) = EBIT / Total Assets
Jadi itulah rumus sebenarnya dari BEP ini. Jika kurang tau menghitungnya sendiri, ada solusi lainnya, yaitu dengan
Download Kalkulator Saham Excel yang sudah saya buat. Tinggal input data maka hasilnya otomatis muncul.
Dan sebenarnya ada lagi rasio lain yang hampir mirip, yaitu
AEP yang merupakan singkatan dari
Asset Earning Power.
Adapun rumusnya:
Asset Earning Power = Earnings Before Taxes/Total Assets
Dari formula di atas, bisa menangkap kan apa perbedaannya?
Ya, kalau AEP ini yang dijadikan perbandingan dengan total aset bukan dari EBIT, tapi EBT atau Laba sebelum Pajak saja, karena telah dikurangi bunganya.
Sekarang mari kita lihat, bagaiamana contoh soal perhitungannya langsung.
Kebetulan sekali, sampel laporan keuangan yang akan penulisa gunakan adalah dari LK PT. Mayora Indah Tbk. yang berkode
MYOR.
Ini adalah salah satu perusahaan consumer goods atau barang konsumsi sehari-hari yang merupakan jenis saham second liner di IDX.
Saham ini juga sekaligus saya masukkan dalam daftar saham jangka panjang di artikel sebelumnya. Alasannya kuat, selain konsisten menghasilkan laba, MYOR juga masih tergolong perusahaan yang belum terlalu besar, jika dibandingkan dengan INDV dan
UNVR.
Jadi kalau ada yang niat
Nabung Saham, maka saham ini juga bisa jadi alternatif.
Oke, kembali ke soal contoh perhitungannya.
Diketahui,
Pada tanggal 23 Juli 2018, MYOR melalui situs IDX merilis laporan keuangan terbarunya untuk periode per akhir Juni atau lebih tepatnya financial statement untuk Kuartal II 2018.
Adapun total aset MYOR, sebagaimana disampaikan, adalah Rp16.516.696.942.455 atau 16,5 triliun rupiah lebih. Sedangkan laba oprasinya disebutkan sebesar Rp1.006.679.894.137
Pertanyaannya,
Berapakah rasio basic earning power MYOR pada kuartal II 2018?
Jawaban:
= Laba Operasi / Total Aset
= Rp1.006.679.894.137 / Rp16.516.696.942.455
= 0,06 kali atau 6,09%
Jadi rasio
BEP WSBP adalah 6,09% dari keseluruhan aset yang ia miliki.
Artinya, dari 16,5 trilun aset yang dimiliki MYOR, ia hanya mampu menghasilkan 6 persen lebih atau 1 milyar lebih saja laba operasi.
Baca juga :
35 Rasio Keuangan Terlengkap untuk Trading Saham
Analisis basic earning power tersebut tidak akan sempurna jika hanya melihat pada satu hasil ini. Akan lebih baik kalau melakukan perbandingan secara horizontal, yakni dengan rasio BEP di periode yang sama tahun sebelumnya.
Dan mengenai berapa nilai baik dari rasio ini tentunya kita harus tau dulu berapa nilai rata-rata BEP dari beberapa perusahaan sejenis. Jika sudah diketahui nilai rata-ratanya maka barulah bisa kita katakan kalau angka 6% lebih tersebut baik atau buruk.
Ada lagi yang belum dipahami dari contoh soal basic earning power ini? Atau mungkin pengertian rasio BEP dan lainnya yang terkait? Untuk itu silahkan share artikel ini di FB, Twitter agar lebih banyak yang mengulasnya.
Related