Blue Chip: Pengertian, Contoh dan Daftar Saham BC

Ilmu Investasi, Panduan Pemula, Tutorial Saham
Blue Chip sering kali menjadi perbincangan di pasar modal, terutama dalam investasi saham. Nah, pengertian blue chip, contoh dan daftarnya berikut ini diharapkan bisa menjadi pencerahan bagi investor pemula. Ada banyak sekali defenisi yang dibuat oleh para pakar mengenai blue chip ini. Dan bahkan, ada pula yang mengatakan kalau sebenarnya BC ini tidak arti sesungguhnya. Maksudnya apa? Ya, selian karena sulit mendefenisikan kata ini, juga karena memang fakta di bursa saham, khususnya BEI / IDX ada saja saham yang tampak fundamentalnya bagus dan asetnya bejibun, dan bahkan kapitalisasinya super gede, tapi kenyataannya sahamnya tidak terlalu ramai ditransaksikan. Tapi itu satu pendapat, sedang mayoritas lebih memilih memberi arti dari blue chip ini dengan ketentuan-ketentuannya. Dalam strategi investasi, memilih saham blue chip adalah salah satu cara untuk meminimalisir kerugian. Ini karena perusahaan dari saham ini cenderung lebih rendah resikonya, terutama kalau kita bicara soal pailit atau bangkrut. Alasannya? Ya, karena salah satu ciri sahamnya adalah telah beroperasi cukup lama dan sudah sangat matang dalam hal manajemen keuangan. Sehingga, bisa dibilang kalau berinvestasi di saham tersebut jauh lebih besar potensi untungnya dari pada ruginya. Selain itu, kalau kamu tertarik dengan slogan Yuk Nabung Saham dari BEI, maka saya pribadi sangat merekomendasikan saham jenis ini.

Pengertian Blue Chip Dari Berbagai Sumber

Banyak juga yang menamakan ini dengan saham papan atas saham unggulan. Ya, mungkin karena umumnya saham dengan kriteria ini banyak direkomendasikan oleh para analis saham untuk tujuan investasi jangka panjang maupun menengah. Jika anda mencoba searching di Google pasti akan ketemu blogger yang mendefenisikan blue chip sama dengan LQ45. Kalau dikatakan salah tidak juga karena memang dalam LQ45 hampir selalu tercakup di dalamnya saham dari perusahaan berfundamental cemerlang dan kapitalisasi pasarnya juga besar. Hanya saja, kita juga tidak bisa mengatakan bahwa menyamakan blue chip dengan LQ45 adalah benar sepenuhnya. Faktanya banyak saham yang masuk LQ45 nyatanya bukan dari saham berfundamentla bagus. Bisa jadi hanya kerena sektornya lagi ramai dan termasuk dalam perusahaan yang terkenal. Berikut ini apa arti dari blue chip menurut berbagai sumber:

Investopedia

Perusahaan yang diakui secara nasional, mapan, dan sehat secara finansial. Perusahaan blue chip umumnya menjual produk dan layanan berkualitas tinggi dan diterima secara luas.
Lebih lanjut ditambahkan bahwa ciri perusahaan blue chip adalah perusahaan yang mampu terus beroperasi dengan baik, bahkan dalam kondisi sektornya lagi terpuruk sekali pun. Walau ini tidak jadi kriteria utama dalam menilai saham blue chip.

Wikipedia

Yaitu istilah yang sering digunakan dalam pasar modal yang mengarah pada saham dari perusahaan besar yangmana memiliki pendapatan stabil serta liabilitas dalam jumlah yang wajar.
Dari arti di atas tampak bahwa Wikipedia melihat dari sisi pendapatan dan liabilitas dari perusahaannya. Hal ini memang karena keduanya masuk dalam kriteria penggolongan blue chip. Tapi bisa dibilang defenisinya belum sempurna. Sebab, ada banyak faktor dimana suatu perusahaan dan sahamnya bisa disebut sebagai perusahaan yang mapan.

Zulbiadi Latief

Perusahaan yang menyandang berbagai kriteria suatu perusahaan bonafid, termasuk di dalamnya masa operasi yang cukup dan kemampuan bertahan dalam segala keadaan kondisi ekonomi yang pada akhirnya mampu menghasilkan keuntungan yang konsisten dan cukup dari waktu ke waktu.
Jika kita kembali pada sejarah panjang lahirnya istilah ini, sebenarnya kata ‘blue chip’ pertama kali dipakai untuk menggambarkan saham dengan harga tinggi pada tahun 1923, yakni ketika seorang karyawan di Dow Jones, Oliver Gingold, mengamati saham tertentu yang diperdagangkan pada harga $200 atau lebih per saham. Hanya saja, saat ini saham dengan harga tinggi tidak lagi menjadi dasar penilaiannya, melainkan dari kategori perusahaan yang memiliki kualitas tinggi dan mampu bertahan dalam jangka waktu lama dalam berbagai kondisi ekonomi makro maupun global. Bisa jadi alasan tokoh atau pakar di atas menamakan demikian karena mungkin merujuk dari permainan kartu yang menggunakan chip sebagai alatnya, dimana antara chip warna biru, putih dan merah, chip birulah yang nilainya lebih tinggi.

Kriteria Blue Chip Dari Berbagai Aspek

Nah, setelah melihat pemaparan pengertian blue chip di atas, selanjutnya simak beberapa kriterianya berikut ini:

1. Diakui secara nasional atau pun multinasional.

Banyak sekali contoh saham yang termasuk di dalamnya, di antaranya adalah saham ASII yang merupakan perusahaan yang dikenal tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Produk dari ASII sendiri juga selalu menjadi top brand di kelasnya, sebut saja kendaraan bermotor yang hingga kini menjadi merek ternama dan paling diminati konsumen. Tentunya karena kualitas dan manfaatnya.

2. Telah beroperasi cukup lama.

Salah satu contoh nyata dari saham jenis ini adalah PGAS. Jika anda membaca profil lengkap usahanya maka diketahui PGAS beroperasi sudah lebih dari 55 tahun. Ini sungguh usia yang sangat matang untuk perusahaan kelas multinasional. Sekalipun demikian, masa beroperasi tidak bisa dijadikan patokan mutlak. Karena banyak juga perusahaan yang sudah berdiri lama tapi asetnya hampir tampak tidak bergerak sama sekali. Tapi, kalau kombinasi antara waktu beroperasi yang cukup lama dan mampu menghasilkan laba yang konsisten, maka itu baru bisa kita katakan bahwa perusahaannya stabil dan telah matang.

3. Sahamnya likuid

Atau bisa juga dikatakan ‘ramai diperdagangkan di bursa oleh investor perorangan  maupun lembaga’. Salah satu ciri saham yang likuid adalah sahamnya selalu masuk dalam daftar 20 saham teraktif di bursa saham. Atau yang paling pas adalah saham tersebut masuk dalam daftar LQ45 atau 45 saham paling likuid di bursa. Tapi, masuk LQ45 bukan berarti kamu bisa langsung berinvestasi di saham-saham tersebut. Tentu harus ada analisa mendalam sebelum memutuskan untuk membelinya. Karena bisa jadi saham tersebut masuk LQ45 hanya karena sektornya lagi ramai, bukan karena laporan keuangan terakhirnya yang menunjukkan kalau kinerjanya lagi bagus.

4. Memiliki Market Capitalization besar

Market cap adalah kapitalisasi pasar saham di bursa efek. Cara mengetahuinya cukup dengan mengkalikan jumlah sahamnya yang beredar dengan harga sahamnya yang terbaru. Semakin tinggi nilainya maka akan semakin menunjukkan kalau perusahaannya perusahaan yang besar dan mapan. Ini karena market cap adalah sebenarnya nilai yang menunjukkan harga keseluruhan dari perusahaan tersebut bilamana seseorang atau lembaga ingin membelinya.

5. Rasio debt-to-equity nya stabil.

Penulis sendiri yang mengutip langsung dari Investopedia bahwa saham blue chip salah satu cirinya adalah rasio antra utang dan asetnya stabil. Untuk perbankan misalnya, sebaiknya nilai DER-nya jangan lebih dari 15%.kriteria saham blue chip Semakin tinggi nilai DERnya maka akan semakin beresiko usahanya, bila sewaktu-waktu perusahaan menghadapi masalah likuiditas yang serius. Saya pribadi sangat setuju kalau ini dijadikan sebagai kriteria blue chip yang wajib. Terlebih karena banyak orang yang menjadikan saham BC sebagai solusi investasi jangka panjang.

6. Rasio return on equity (ROE) dan return on assets (ROA) yang tinggi.

Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang maksimal atau minimal cukup dari aset yang dimilikinya adalah maksud dari kedua istilah ROE dan ROA di atas. Sangat pantas bila kriteria ini dimasukkan sebagai salah satu ciri dari saham perusahaan blue chip. Karena yang namanya usaha, apa pun itu bentuknya, baru akan dinilai baik manakala ia mampu menghasilkan nilai dari aset yang ia miliki.

7. Fundamental neraca-nya solid

Hal ini bisa diketahui dengan melihat kinerja usahanya dari tahun ke tahun. Jika ia mampu mencetak laba yang maksimal secara rutin tiap tahunnya maka itu artinya perusahaanya solid. Memang ada waktu perusahaan yang mapan sekalipun kinerjanya bisa menurun. Tapi penyebabnya cenderung bukan karena bisnisnya yang bermasalah, tapi lebih banyak karena sektornya yang lagi lesu, daya beli masyarakat yang menurun dan sebagainya. Salah satu contoh dari saham jenis ini adalah UNTR. Perusahaannya masuk dalam katergori perusahaan dengan fundamental yang baik dan konsisten menghasilkan laba. Pihak yang paling diuntungkan dari perusahaan seperti ini adalah lebih banyak ke capital gain hunter atau investor yang membeli saham dengan tujuan mendapat imbal hasil dari selisih harga beli dengan harga jualnya. Mengapa demikian? Ya, karena umumnya saham yang berfundamental bagus harganya akan selalu naik dari waktu waktu ke waktu.

8. Mampu membayar dividen secara konsisten.

Oleh Benjamin Graham mengungkapkan bahwa investor konservatif sebaiknya mencari perusahaan yang membayar dividen secara konsisten selama 20 tahun terakhir. Kemampuan memberi dividen setiap tahun juga menjadi pertanda kalau perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang maksimal setiap tahunnya. Sehingga, tidak berlebihan kalau saham seperti ini digolongkan sebagai saham blue chip.

9. Leader di sektornya.

Seperti halnya ASII dari Astra dengan Honda-nya atau saham TLKM milik PT Telkom dengan Telkomsel-nya. Banyak lagi perusahaan yang masuk kriteria tersebut dan memang dari sisi kinerja usahanya tampak selalu cemerlang dari tahun ke tahun. Contoh lainnya seperti UNVR yang hingga saat ini hampir semua produk kamar mandinya berada di urutan teratas dari pesaing-pesaingnya, misalnya Pepsodent, Clear, dan lain sebagainya. Sekalipun kriteria di atas sudah jelas-jelas banyak dipakai oleh para ahli dalam membuat pengertian blue chip, tapi tetap saja – hingga saat ini – tidak ada satu pun indeks yang mampu mengelompokkan bahwa saham-saham tertentu masuk dalam kelompok saham blue chip. Ya, mungkin karena memang tidak ada batasan yang pas untuk ini. Tapi, banyak juga media yang sebenarnya mengklaim bahwa indeks yang mereka sajikan adalah daftar saham blue chip. Karenanya, banyak juga trader yang tertarik untuk menjadikannya sebagai referensi utama mereka dalam mengetahui daftar saham blue chip. Sebut saja, Kompas100 dan Bisnis27. Dan perlu juga diketahui soal kriteria likuid di atas. Bisa jadi saham tertentu likuid, tapi belum tentu fundamentalnya bagus, karena banyak juga saham yang masuk dalam 20 saham teraktif di IDX tapi tetap saja bukan dari saham yang layak invest menurut pandangan value investor. Jadi, tidak heran kalau hingga saat ini pengertian blue chip tidak bisa secara terang diklasifikasikan dan dibuat pengelompokannya dalam indeks khusus.
Share this

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: