Contoh Saham Growth Stock dan Ciri-Ciri Perusahaannya Seperti Apa?

Sebelum mengetahui apa saja contoh saham growth stock, pastikan membuka artikel sebelumnya soal pengertian growth investing. Paling tidak melengkapi ilmu teman2 soal ciri-ciri perusahaan untuk saham bertumbuh itu seperti apa. Dikesempatan ini kita akan bahas saaham yang layak invest untuk para trader, khususnya bagi growth investor. Ditambah dengan keterangan dan alasan pemilihannya. Mungkin agak sedikit rumit kalau kita mau menemukan yang sangat sesuai dengan kriterianya. Tapi, paling tidak bisa masuk dari beberapa kriteria yang ada sudah bisa kita kategorikan sebagai saham yang bertumbuh. Contoh sederhana, ada saham dari perusahaan yang kapitalisasi pasarnya masih kecil dan labanya tampak tumbuh dari periode sebelumnya dan sedang uptrend, baik sector maupun sahamnnya sendiri. Tapi sayang beberapa kali tercatat membagikan dividen. Nah, karena saham dividen sering kali tidak digolongkan dalam contoh saham growth, maka mungkin kita bisa bilang kalau sahamnya juga tidak masuk kriteria. Tapi coba kita lihat, apakah memang rutin membagikan dividen atau tidak, ataukah juga, apakah dividen yang dibagikan besar atau kecil persentasenya dari laba bersihnya. Jika ternyata pernah tapi tidak rutin, dan itupun hanya sebagian kecil dari labanya, bukan sampai 100% atau di atas 70% seperti perusahaan BUMN umumnya, maka saham tersebut kita masukkan saja dalam kelompok saham growth.

Contoh Saham Growth Stock

Kalau anda cari2 di Google, tentu standar growth stock dari para growth investor berbeda-beda. Hal ini tentu dipengaruhi oleh standar yang dibuat masing-masing pakar tersebut. Apa yang saya sebut di bawah ada yang masuk di penjelasan di bawah dan ada juga yang tidak. Tinggal bagaimana anda memahami kriterinya di bawah pasti bisa menentukan sendiri. Dan bisa jadi, daftar growth stock yang saya sebut di bawah tidak masuk dalam kriteria Anda. Kalau begitu, ya tidak masalah karena ini juga pendapat. Berikut daftarnya: (Ingat, ini hanya contoh, bisa jadi ada yang tidak masuk ciri-ciri yang dibahas di sub judul dibawah)
  1. WSBP
  2. PTBA
  3. MYOR
  4. JSMR
  5. BUDI
Saya tidak perlu menyebutkan berapa minimal pertumbuhan labanya. Lebih jelasnya baca ciri no. 4 di bawah. Jadi itu listnya. Cuma sedikit, selanjutnya Anda yang putuskan sendiri. Tapi ingat, selalu perhatikan timing beli dan kinerja terbarunya di periode saat ini. Kalau kamu baru mau membeli sahamnya 1-2 bulan setelah setelahnya tentu tidak tepat lagi karena laporan keuangan terbaru emiten yang menentukan.

Ciri-ciri Growth Stock

Biar lebih gampang melakukan analisa sendiri mana saham growth dan yang bukan, maka ada baiknya teman2 ANALIS.CO.ID mengetahui apa saja ciri-cirinya. Berikut di antaranya:

1. Sektornya sedang trend

Ini biasa juga dibahasakan dengan sektor yang lagi ‘hot’. Maksudnya di sini adalah sektornya lagi ramai dibicarakan dan terlihat dampaknya pada saham-saham yang tergolong di sector tersebut yangmana harganya tampak cenderung bergerak naik. Contoh saham yang sedang trend di 2018 ini adalah di antaranya saham PTBA. Ini dikarenakan harga batubara yang beberapa tahun belakangan terus turun, sekarang mulai bangkit dan kembali lagi seperti dulu. Menjadikan PTBA sebagai sampel mungkin tidak terlalu tepat mengingat perusahaan ini rutin membagikan dividen dan tergolong perusahaan leader di bidangnya. Hanya saja, kalau mengacu pada ciri terakhir di bawah dimana ini tergolong perusahaan yang sedang mengalami pemulihan kinerja setelah terpuruk karena sektornya yang sempat lesu, maka saham ini bisa masuk growth juga.

2. Sahamnya cenderung naik (uptrend)

Soal ini anda harus baca dulu apa itu downtrend, sideway, dan uptrend. Istilah-istilah saham di atas merupakan bagian dalam analisa teknikal yang merupakan alat utama bagi growth investing dalam melakukan analisis. Mengenai contoh growth stock untuk kriteria ini maka yang jadi acuan adalah pada pergerakan harga sahamnya. Harga saham yang sudah menunjukkan minimal 3 titik resistance, maka sudah bisa dikategorikan uptrend, tapi kembali lagi pada moving averagenya. Jadi perlu dilihat dalam range waktu yang berbeda untuk tepat menentukan trendline-nya, apakah dalam 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun. Jika semua menunjukkan uptrend maka sahamnya layak invest, tapi dengan analisa yang lebih detail lagi tentunya.

3. Harga sahamnya agak overvalue alias mahal.

Kalau dalam analisa fundamental yang dilakukan dalam value investing sudah pasti memilih saham yang murah dan punya nilai intrinsik. Tapi, kalau dalam growth investing, yang dipilih malah cenderung yang sudah mahal. Karena istilahnya “buy high, sell higher”, yaitu beli saat harga mahal dan jual dengan harga yang lebih mahal.contoh saham growth stock Mengenai bagaimana mengetahui saham murah atau pun mahal, maka bisa membaca artikel penting ini: 2 Cara Menilai Valuasi Saham

4. Labanya tumbuh

Mengetahui laba perusahaan tumbuh atau tidak adalah dengan menghitung persentase kenaikannya antara periode saat ini dengan periode sebelumnya. Contoh saham PGAS di kuartal I tahun 2018 labanya 1 milyar (contoh saja), dan pada kuartal 1 tahun 2019 ternyata laba bersihnya sebanyak 1,5 Milyar. Ini artinya perusahaannya sedang berkembang atau emerging. Cara perbandingan sebaiknya periodenya disamakan. Kalau kebetulan laporan keuangan kuartal 1 yang dianalisa maka perbandingannya juga dari kuartal 1 tahun sebelumnya. Jangan dari yang tahunan atau kuartal 2 atau 3. Selain itu, pastikan juga menanalisa rasio profitabilitasnya, terutama pada EPS dan ROEnya. Sebagian master saham membuat standar bahwa sebaiknya melihat kinerja labanya selama 5 tahun terakhir, yakni
  • 25% per tahun untuk perusahaan yang tergolong besar,
  • 30% untuk perusahaan kecil, dan
  • 35% untuk perusahaan lebih kecil lagi.
Bila tidak tau caranya menilai pertumbuhan tersebut, Anda bisa membeli dari saya langsung kalkulator saham dalam bentuk file Excel untuk menghitung rasio-rasio saham (ada 35 rasio di dalamnya).

Hubungi halaman kontak di atas, atau via WA di 085255877760.

5. Perusahaannya tidak senang membagi dividen.

Anda mungkin heran kenapa kok untung dari dividen ditolak? Ya, karena jika perusahaan membagi dividen maka itu artinya laba ditahan-nya akan berkurang dan perusahaan juga akan berkurang kemampuan ekspansinya. Pada akhirnya, bisa berdapak pada perolehan labanya di masa akan datang. Efeknya bagi investor untuk contoh saham growth stock ini adalah karena bila laba kurang, harga saham juga sulit naik, dan bila harga saham sulit naik, bahkan tidak naik-naik, maka capital gain yang didapat juga sedikit.
Padahal, tujuan utama dari growth investing ini adalah untuk memaksimalkan perolehan cuan dari capital gain.

6. Dari perusahaan yang masih kecil dan sedang berkembang.

Istilahnya emerging company. Sama halnya dengan negara, negara yang tergoong berkembang juga sering kali menjadi incaran banyak investor untuk melakukan investasi. Begitu pula dalam dunia trading saham, saham yang masih dalam proses berkembang juga menjanjikan keuntungan yang lebih besar di banding yang sudah overweight. Saham TLKM bisa jadi salah satu contoh saham di atas. Karena, secara ekspansi usaha semua daerah di Indonesia sudah dijajaki. Paling yang bisa dilakukan cuma diversifikasi produk saja. Dan contoh yang masih tergolong berkembang adalah FREN. Karena, FREN bisa dibilang baru masuk ke sector provider GSM, Dimana sebelumnya dikenal sebagai provider CDMA dan sempat mati suri beberapa tahun. Sekalipun begitu FREN tidak bisa serta merta dijadikan contoh perusahaan growth stock karena kemblai lagi pada kinerjanya.

7. Beli di saat pasar sedang ramai (emerging market)

Ini sebenarnya bukan ciri langsung dari sahamnya, tapi keputusan atau timing beli sahamnya. Salah satu cara terbaik menilai market yang mulai membaik adalah dimana grafik IHSG juga mulai naik. Selain itu, volume dan nilai transaksi asing maupun lokal juga meningkat.

8. Sahamnya dalam kondisi pulih.

PTBA di atas juga masuk dalam kategori ini. Dan pemulihan itu dikarenakan labanya yang berangsur membaik karena didukung oleh harga batubara yang mulai naik. Banyak lagi contoh lain soal saham yang bertumbuh, seperti SIDO milik PT Sido Muncul. Berkat kemampuan manajemen melakukan ekspansi bisnis di beberapa negara maka jadilah sahamnya kembali diburu banyak trader. Dan wal hasil, sahamnya juga mulai naik. Sepertinya cukup ulasan kita soal saham yang tumbuh seperti apa? Tinggal anda berusaha melakukan analisa sendiri untuk menentukannya. Jadi apa masih bingung dengan contoh saham growth stock? Sekali lagi, baca berulang-ulang dan pahami dengan baik ciri-ciri growth stock dan perusahaanya, maka lambat laun Anda akan bisa mengkategorikannya sendiri.
Share this

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: