Aktif dalam dunia saham bukan berarti yang dialami hanya
cuan terus dan tidak pernah rugi. Nah, jika kamu paham apa itu
pengertian cut loss dan strateginya, saya yakin kamu akan tetap santai walau harus mengalaminya juga.
Yang namanya main saham berbeda kalau kita investasi dengan membeli tanah. Kalau tanah, asalkan tempatnya tidak bermasalah dan strategis, maka beberapa tahun kemudian pasti harganya akan naik.
Tapi dalam investasi saham, kalau kamu tidak hati-hati dan salah memilih saham yang tepat maka jangankan untung, kamu bahkan bisa rugi banyak dalam waktu singkat, apalagi kalau IHSG juga lagi terkoreksi dalam saat itu.
Bisa dibilang, semua trader saham apa pun itu alirannya pasti membenci yang namanya cut loss. Hanya saja, jika kamu pemula dalam dunia trading saham dan anti dengan yang namanya cut loss, maka itu artinya kamu lebih senang rugi banyak dari pada rugi sedikit.
Kenapa seperti itu mastah?
Ya, jelas. Karena cut loss sebenarnya juga bagian dari strategi memaksimalkan keuntungan dalam investasi saham.
Jika saham yang dibeli harganya turun dan turunnnya itu karena
force majeure atau keadaan memaksa dimana perusahaannya kebetulan dilanda persoalan berat yang tidak bisa lagi diatasi dan berpotensi mengalami bangkrut, maka saat itu memang sudah seharusnya saham yang dipegang langsung dijual.
Jika tidak, maka saham yang Anda pegang kemungkinan besarnya akan turun lebih dalam lagi.
Dan dalam bisnis, perusahaan yang tidak bisa lagi mengatasi masalah keuangannya, maka besar kemungkinan usahanya akan tutup. Dan bila itu terjadi, maka jangankan rugi 10-20%, kamu bahkan bisa kehilangan semua dana investasimu di saham tersebut.
Apalagi kalau kamu hanya pemegang saham biasa yang tidak punya hak istimewa, maka sekalipun perusahaan tersebut melego semua asetnya untuk dibayarkan sebagai ganti bagi pemegang sahamnya, kamu tetap akan jadi orang yang paling terakhir mendapat bagian.
Tapi itu kalau masih ada bagian yang bisa dibagi ke kamu. Bila tidak, maka ya.. tinggal gigit jari saja, menyesali kesalahan karena anti cut loss atau loss taking yang kamu pertahankan.
Inilah sebenarnya resiko bisnis yang harus diketahui setiap investor yang terjun ke pasar saham.
Pengertian Cut Loss atau Stop Loss
Kata cut loss sebenarnya berasal dari bahasa Inggris.
Kata tersebut terdiri dari dua kata, yaitu ‘cut’ dan ‘loss’.
Cut artinya memotong, sedangkan Loss adalah kerugian.
Jadi, defenisi lengkap dari kata ini;
Cut Loss adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh trader untuk menghentikan kerugian dari investasi yang telah ia lakukan, dengan cara menjual saham atau pun surat berharga lainnya yang sedang mengalami penurunan nilai atau kerugian. (Zulbiadi Latief)
Selain istilah cut loss, para trader juga sering menggunakan istilah lain yang maksudnya sama, seperti
stop loss atau
loss taking.
Maksudnya kurang lebih sama, hanya pemilihan katanya saja yang berbeda.
Strategi Cut Loss yang Tepat
Sudah saya sebut di atas, bahwa yang namanya trading saham cut loss juga jadi bagian dari strateginya.
Kita tidak boleh berpikir bahwa kalau mau sukses menghasilkan banyak keuntungan maka jangan pernah lakukan cut loss. Itu sih namanya konyol. Baca lagi intro di atas.
Dan berdasarkan pengalaman penulis dalam bermain saham, maka beberapa ketentuan ini wajib diperhatikan jika tidak ingin mengalami kerugian yang lebih besar lagi:
1. Kapan Timingnya?
Maksud timing di sini adalah kapan waktu yang paling tepat untuk melepas saham yang sudah rugi.
a. Keliru menganalisa saham
Tidak peduli siapa pun orangnya dan bagaimana pun levelnya dalam investasi saham, maka sewaktu-waktu dia bisa saja melakukan kekeliruan dalam menganalisa saham.
Jika anda menemukan keadaan seperti ini, anggaplah saham yang kamu pegang turun hingga 10% dan kebetulan sebelumnya tidak sempat tau kalau ada salah satu manajer perusahaan yang melakukan penipuan atau melarikan uang perusahaan hingga perusahaan rugi besar, nah kalau begini ceritanya langsung saja lakukan cut loss.
Tidak perlu pertimbangakan kalau kamu melakukan cut loss uangmu akan hilang banyak. Karena kalau kamu juga tidak melakukan cut loss, maka besar kemungkinan rugi yang kamu alami akan lebih besar lagi, karena umumnya keadaan seperti ini cepat atau lambat harga sahamnya pasti akan terus turun.
b. Terjadi force majeure
Sudah saya singgung di atas.
Jika harga saham turun karena terjadi keadaan yang tidak diperhitungkan sebelumnya, misalnya bisnis yang dijalankan perusahaan tidak bisa dioperasikan lagi karena kebetulan di daerah tempatnya berusaha terkena imbas kebijakan pemerintah yang mengharuskan usahanya tutup. Jika keadaan seperti ini terjadi maka sebaiknya dilakukan cut loss sesegera mungkin.
Kalau keadaannya karena usaha tutup maka persentase penurunan sahamnya tidak bisa lagi diperhitungkan, mau berapa pun ruginya saat itu harus dilakukan cut loss sesegera mungkin.
Kalau pun misalnya kamu sudah rugi 30% maka tak masalah taking loss saat itu juga karena kalau didiamkan juga bisa dipastikan ruginya bakal gak main-main, bahkan bisa sampai 100%. Karena kalau perusahaan tutup mau ambil untung dari mana coba?
c. IHSG bermasalah
Ada satu waktu, bahkan bisa dibilang setiap tahun, IHSG akan mengalami koreksi baik itu dalam atau beberapa persen saja.
Bila masalanya karena ada peristiwa penting yang terjadi, anggaplah ada isu akan terjadi krisis seperti tahun 2008 karena rupiah terus melemah dari hari ke hari, maka dalam kondisi seperti itu kamu juga harus cepat-cepat stop loss.
Terkadang, walau fundamental saham yang kamu pegang masih bagus dan tidak ada masalah, maka sebaiknya tetap lakukan penjualan saham, entah itu lagi untung dan waktunya memperoleh
capital gain atau pun rugi dan harus cut loss.
Biasanya kalau begini… keluarnya (maksunya jual saham) sementara saja, dan kalau IHSG mulai rebound lagi maka kita bisa mulai belanja saham lagi. Tapi pastikan pilih saham yang bagus saja biar tidak harus cut loss melulu. Karena nilai investasimu lama-lama bisa habis juga kalau sebentar-sebentar cut loss lagi.
d. Fundamental perusahaannya berubah menjadi tidak layak invest
Umumnya ini terjadi setelah perusahaan yang bersangkutan merilis laporan keuangan terbarunya.
Bila harga sahamnya turun banyak, anggaplah samapi 15%, karena dipengaruhi oleh fundamentalnya yang berubah jadi tidak bagus, misalnya saja pada tahun 2019 tidak berhasil mencatatkan laba, bahkan sebaliknya, mengalami kerugian yang besar, maka tidak perlu berpikir panjang langsung jual saja sahamnya.
Khusus untuk kondisi ini, baik value atua pun growth investor, saya kira sama-sama akan langsung cut loss. Karena ini masalah yang crusial dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.
2. Berapa Nilainya?
Nah, kalau soal nilai ini penting sekali. Berapa kira-kira ukuran persentase untuk saham yang harus di-cut loss?
Masalah seperti ini pastinya harus kembali lagi ke pengalaman. Susah kalau patokannya buku karena bisa dibilang kondisi setiap pasar saham di berbagai negara berbeda-beda, tentunya perlakukannya jug aharus beda dan tidak boleh dipukul rata semua.
Bagi growth investor, mereka akan langsung melakukan cut loss bilamana sahamnya telah turun hingga 3% saja. Tanpa melihat apa masalahnya.
Ya, kerena memang mereka membeli saham bukan karena alasan fundamentalnya, tapi karena faktor grafiknya saja. Makanya begitu rugi langsung dijual saja.
Tapi bagi value investor yang membeli saham berdasarkan valuasi atau nilainya yang didasarkan atas analisa fundamental perusahaannya, maka mereka melakukan cut loss cenderung bukan karena melihat persentase penurunannya, tapi lebih kepada apa penyebab turunnya.
Jika penyebab turunnya memang ada hubungannya dengan kondisi fundamental perusahaan, maka biasanya mereka baru akan menjual sahamnya. Baik itu turunnya hanya 5% atau pun bila sampai 50%, biasanya mereka tidak peduli dan langsung menjualnya.
Hanya saja, bagi value investor, bila saham yang ia pegang turun dan penyebab turunnya hanya isu atau rumor dari media saja, maka sekalipun penurunannya sudah dalam tetap saja tidak akan dijual. Malah, untuk bisa dapat harga tengahnya ia akan melakukan pembelian lanjutan lagi, istilahnya averagedown.
Terima kasih sudah mengunjungi artikel soal apa itu pengertian cut loss dan strategi stop loss dalam dunia trading. Semoga hari Anda menyenangkan!
Related