Bicara soal
main saham dan surat berharga lainnya, kata fee trading tidak terlepas dari aktifitas tersebut. Tentunya, pengertian fee trading ini perlu diketahui sebelum terjun ke dunia pasar modal, khususnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam berinvestasi saham, seorang investor atau trader baru akan dikatakan mendapatkan
capital gain bila saham yang dibeli nilainya sudah lebih tinggi dari harga belinya ditambah dengan akumulasi fee trading pada saat melakukan Buy dan Sell.
Pengertian Fee Trading
Kata fee trading sendiri berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata, yaitu
‘fee’ dan ‘
trading’.
Makna
fee sendiri adalah ‘biaya’, sedang
trading berasal dari kata dasar ‘
trade‘ yang berarti ‘perdagangan’ atau ‘transaksi’.
Sehingga, defenisi fee trading secara etimologi atau bahasa adalah biaya perdagangan. Perdagangan yang dimaksud di sini adalah sekuritas atau surat berharga.
Fee Trading adalah biaya transaksi atau jual beli sekuritas/surat berharga yang dibebankan oleh perusahaan sekuritas kepada nasabahnya yang melakukan pembelian maupun penjualan sekuritas secara online, baik itu saham, forex (mata uang asing), reksadana dan instrumen investasi lainnya. (Zulbiadi Latief)
Jadi sudah jelas sekali kalau biaya transaksi ini lebih mengarah ke transaksi surat berhaga secara online. Walau sebenarnya makna trading luas sekali, bahkan bisa pada semua jenis perdagangan online dan offline.
Contoh Biaya Transaksi/Perdagangan Saham
Saya berikan contoh begini, Pak Teguh Hidayat Amir (panjang juga ya namanya…!) membeli sebuah saham dari sektor batubara, yakni saham
UNTR.
Pada saat pak Teguh membeli saham UNTR tersebut harganya 33.000 per lembar. Dan karena ia membeli sebanyak 5 Lot (per lot 100 lembar), maka total dana yang dikeluarkan adalah sebesar
Rp 16.500.000
Nah, berhubung pek Teguh menggunakan jasa Mandiri Sekuritas saat melakukan transaksi, karena beliau buka akun trading di sana, sehingga sesuai ketentuan dari Mandiri Sekuritas, fee trading untuk transaksi beli yang harus dibayar adalah
0,18%, maka total dana yang harus dikeluarkan
= 16.500.000 + 0,18%
= 16.500.000 + 29.700
= 16.529.700
Kemudian, setelah beberapa minggu, karena harga saham UNTR naik, maka pak Teguh akhirnya menjual sahamnya seharga 37.500 per lembar. Itu artinya keuntungan yang didapat oleh pak Teguh adalah:
= 18.750.000 – 16.500.000
= 2.250.000
Namun, setelah menghitung capital gain atau selisih harga antara posisi buy dan sell saham yang ditransaksikan oleh pak Teguh, maka keuntungan yang ia peroleh sebenarnya hanya berjumlah
Rp. 2.167.800, karena mengingat ada biaya fee trading yang harus dikeluarkan oleh pak Teguh saat melakukan sell, yakni sebesar
0,28% .
Hitung-hitungannya seperti ini:
= 18.750.000 – 0,28%
= 18.750.000 – 52.500
= 18.697.500
Dan kerena biaya awal saat beli adalah 16.529.700, jadi
= 18.697.500 – 16.529.700
= Rp. 2.167.800
Kalau kita hitung kasarannya saja, jika semua biaya dimasukkan termasuk pajak dan biaya-biaya lain, maka sebenarnya trading saham baru untung kalau untungnya di atas
0,5%.
Tapi menurut saya, lebih baik lagi kalau bisa sampai 3% baru dijual.
Tapi itu kan kalau kamu memilih aliran growth investor. Beda lagi kalau jadi value investor dimana untung 3% bisa dibilang tidak ada apa-apanya. Paling minimal 10-30% baru dijual.
Hanya saja, kembali lagi ke pribadi masing-masing,
Mau trading harian yang untungnya sedikit dan hasil akhirnya di penutupan tahun ternyata sama saja dengan
cuan yang didapat value investor yang kerjanya hanya tidur setahun penuh. Ayo, silahkan pilih yang mana?
Kalau saya sih, mending beli saham kemudian ditinggal tidur, pas sudah cuan banyak baru dijual. Dari pada harus melototin komputer setiap hari dan untungnya tidak seberapa.
Kamu harus baca ini juga :
Pengalaman Dapat Dividen Saham
Itulah penjelasan singkat soal pengertian fee trading dan contoh cara menghitungnya. Semoga bermanfaat dan cuan anda makin banyak dari investasi saham.
Ok, make your stock trading as your fund stock!
Related