Rasio aktivitas yang paling pertama akan
Analis bahas adalah soal analisis inventory turnover, termasuk rumus perputaran persediaan menurut para ahli, pengertian perputaran persediaan serta contoh soal inventory turnover yang baik.
Jadi di dalam artikel soal analisa fundamental ini, selain belajar ilmu dasar mengenai defenisinya, kita juga akan belajar soal bagaimana langkah menghitung perputaran persediaan suatu perusahaan terbuka di BEI.
Khusus soal berapa nilai yang baik untuk ukuran inventory turnover suatu perusahaan maka soal itu tidak akan dijelaskan di sini, karena kebetulan penjelasannya sudah ada dalam
kalkulator saham excel, silahkan miliki saja tools sederhana tersebut.
Sebelum lanjut pembahasan kita, maka ada baiknya tau dulu bagaimana keunggulan kalkulator rasio yang dibuat dalam bentuk file excel tersebut.
Jadi, dari tools tersebut anda akan memperoleh kemudahan dalam melakukan
analisa saham. Kenapa demikian? Ya, karena di dalamnya sudah lengkap menampilkan 35 rasio keuangan yang lazim digunakan dalam analisis saham secara mandiri.
Selain itu, analisa trend dan
growth juga sudah otomatis muncul begitu data dari laporan keuangan diinput. Jadi, kalau mau cepat menganalisa maka solusinya cukup gunakan tools tersebut.
Kembali ke laptop!
Sekarang mari bahas defenisinya dulu,
Pengertian inventory turnover adalah suatu rasio aktifitas keuangan yang digunakan untuk mengukur berapa kali perusahaan mampu menjual dan menggantikan persediaannya dalam satu periode tertentu.
Maksudnya, dengan menghitung rasio ITR tersebut maka kita bisa tau seberapa lancarkah penjualan yang dilakukan oleh emiten tersebut. Semakin tinggi nilainya maka itu berarti semakin cepat perusahaan tersebut dalam melakukan penjualan.
Bila penjualannya lancar maka secara otomatis kas maupun labanya bisa terus meningkat dari waktu ke waktu dan hasil akhirnya akan ditunjukkan pada laporan kuartal atau pun tahunannya.
Adapun maksud dari ‘menggantikan persediaannya’ dari defenisi di atas adalah soal perputaran barang jadi yang belum sempat dijual. Kalau misalnya persediaan barang jadi yang lama sudah terjual maka barang jadi selanjutnya akan menggantikan posisi persediaan tersebut di gudang.
Baca :
Cara Menilai Harga Saham Murah atau Mahal
Analisis Inventory Turnover
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa rasio perputaran persediaan yang rendah akan menjadi indikasi penjualan yang tidak lancar atau rendah pula, dan sebaliknya, menjadi indikator juga kalau persediaannya sedang berlebihan.
Dengan kata lain, rasio ITR yang tinggi menunjukkan penjualan yang kuat karena perusahaan banyak melakukan produksi untuk menjaga stabilitas persediaannya tetap rasional dan kebutuhan pasarnya tetap terpenuhi.
Kecepatan dan ketepatan sebuah perusahaan dalam menjual persediaannya sangat penting dalam mengukur performa aktifitas bisnis. Itulah sebabnya banyak analis juga selalu menilai angka rasio ini untuk menilai tingkat kesehatan bisnis sebuah emiten.
Akan tetapi, perlu juga diperhatikan bahwa bukan hanya kecepatan penjualan yang menentukan, tapi juga ketepatan penjualannya.
Karena, jangan sampai banyak menjual barang tapi pembayarannya tertunda sehingga mempengaruhi nilai penjualan bersihnya, dan akhirnya tentu akan berdampak pada nilai laba bersih yang bisa dihasilkan dalam periode tersebut.
Jadi jangan cuma lancar penjualannya, tapi cashflow-nya juga harus lancar.
A. Rumus Perputaran Persediaan Menurut Para Ahli
Berbeda dengan
rasio profitabilitas dan
rasio likuiditas yang sudah dibahas sebelumnya, rasio ini memiliki dua versi rumus yang bisa digunakan, yaitu dengan membandingkan persediaan dengan COGS atau Harga Pokok Penjualan atau dengan Penjualan bersih.
Dari kedua rumus tersebut, hasilnya tentu tidak terlalu jauh berbeda karena HPP sendiri bagian dari penjualan bersih.
Dan soal siapa ahli yang dijadikan rujukan untuk rumus rasio inventory turnover ini maka sebenarnya tidak ada pakar khusus, karena rasio ini sendiri hasil temuan ahli ekonomi puluhan tahun yang lalu yang kemudian ilmunya tersebar dan digunakan oleh banyak pihak.
Sehingga, siapa pun yang mengulas rumusnya maka sebenarnya itu juga kutipan.
Tapi sebagai kehati-hatian penulis, tetap saja kita harus mengambil dari refenrensi terpercaya. Salah satunya adalah dari situs investasi terpercaya, yaitu Investopedia.
Selain itu, pendapat Kasmir juga perlu diketahui soal ini.
Menurut Kasmir (2011:180) perputaran persediaan dapat dikur dengan menggunakan Rumus:
Perputaran persediaan = (Harga Pokok Penjualan)/Persediaan
Tapi kalau dari rumus di atas, sepertinya beliau tidak menggunakan rata-rata persediaan. Bagi penulis, formula tersebut kurang akurat
.
Dan berikut adalah kedua formula menurut versi Investopedia yang saya dimaksud:
Rumus ITR 1 = Penjualan / Rata-rata Persediaan
Adapun cara menghitung Rata-rata Persediaan adalah (Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2.
Sehingga rumus lengkapnya akan terlihat seperti ini:
ITR = Penjualan / ((Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2)
Perhatikan baik-baik jika menghitung menggunakan excel. Tanda kurung yang ditampilkan di atas harus digunakan untuk mengelompokkan perhitungan rata-ratanya.
Mengenai letaknya di laporan keuangan, untuk inventory atau persediaan ada di laporan aset lancar, sedangkan data penjualan terletak di bagian laporan laba-rugi.
Nah, untuk bisa mengetahui berapa persediaan awal dan akhirnya, bisa dengan menggunakan laporan keuangan dari periode berbeda. Persediaan awal diambil dari laporan keuangan kuartal 1, sedangkan persediaan akhir dari kuartal 4 atau laporan akhir tahun.
Kata ‘penjualan’ dalam laporan keuangan bisa berbeda-beda. Ada yang menggunakan bahasa ‘pendapatan usaha’, dan ada juga dengan bahasa ‘penjualan bersih’. Sedangkan dalam bahasa Inggris, biasa dipakai kata ‘net sales’ atau pun ‘revenues’.
Tapi yang jelas, letaknya ada di baris paling pertama dalam laporan laba rugi.
Sekarang mari kita lihat bentuk rumus lainnya.
Rumus 2: Perputaran Persediaan = Harga Pokok Produksi (HPP) / Rata-rata Persediaan
Banyak yang bilang kalau rumus kedua ini lebih baik karena tidak memasukkan margin laba dalam perhitungannya atau istilahnya markup-nya tidak dihitung.
Letak harga pokok produksi atau yang juga dikenal dengan COGS atau Cost of Goods Sold ada dalam laporan laba rugi, persis setelah data penjualan bersih.
Dan untuk rumus rata-rata pengeluarannya sama dengan di atas. Jadi tidak perlu saya sebutkan di sini.
B. Contoh Soal Menghitung Inventory Turnover
Setelah paham bagaimana formula dalam menghitung rasio perputaran persediaan ini, selanjutnya mari lihat contoh soal inventory turnover yang sebenarnya.
Saya katakan demikian karena kita akan menggunakan laporan keuangan resmi langsung dari salah satu emiten.
Kebetulan sekarang kita pakai LK dari PT. Waskita Karya (persero). Kode sahamnya WSKT.
Berikut soalnya:
Diketahui, pada tgl. 15 April 2017, WSKT mempublikasikan laporan keuangannya. Tercatat, nilai inventory-nya sebesar Rp3.133.066.126.968 (ini data LK kuartal 1 2018 karena IDX tdk menampilkan yang 2017).
Kemudian, pada tanggal 7 Maret 2018, PT. Waskita Karya Tbk. merilis laporan keuangannya lagi untuk kinerjanya setahun penuh di tahun 2017, dengan nilai inventory sebesar Rp3.235.500.802.811, Penjualan = Rp45.212.897.632.604, serta HPP sebesar 35.749.365.206.806.
Pertanyaanya:
Berapakah nilai rasio inventory turnover WSKT? Hitunglah dengan dua rumus di atas!
Cara menghitungnya:
Cara Pertama:
= Penjualan / ((Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2)
= Rp45.212.897.632.604 / ((Rp3,133,066,126,968 + Rp3.235.500.802.811) / 2)
= Rp45.212.897.632.604 / 3.184.283.464.890
= 14,20 kali
Cara Kedua:
= Harga Pokok Produksi (HPP) / ((Persediaan Awal + Persediaan Akhir) / 2)
= Rp35.749.365.206.806 / ((Rp3.133.066.126.968 + Rp3.235.500.802.811) / 2)
= Rp35.749.365.206.806 / 3.184.283.464.890
= 11,23 kali
Jadi, berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dipahami bahwa dalam satu periode tersebut (dalam hal ini setahun) persediaan WSKT berputar hingga 14,20 kali berdasarkan rumus pertama, dan 11,23 kali berdasarkan rumus kedua.
Itu artinya, WSKT tergolong lancar penjualannya karena persediaannya bisa diputar beberapa kali dalam satu periode.
Lalu pertanyaannya, berapa nilai inventory turnover yang baik? Oh iya, sudah saya sampaikan di atas kalau jawabannya ada dalam
file kalkulator saham excel. Jadi silahkan download dulu kalkulatornya.
Dan perlu juga saya sampaikan bahwa dengan meningkatkan nilai inventory turnover maka akan mengurangi holding cost atau biaya dari menyimpan persediaan tersebut.
Maksudnya, perusahaan akan menghabiskan lebih sedikit biaya mengenai penyewaan, asuransi, utilitas, resiko pencurian, dan biaya lainnya untuk maintenance stok persediaan tersebut.
Ujung-ujungnya, dengan berkurangnya
holding cost tersebut, maka akan meningkatkan nilai laba bersih dan profitabilitas perusahaan. Tapi, sepanjang hasil dari penjualan bersih tetap constant.
Munngkin itu dulu yang bisa kami share soal analisis inventory turnover dan juga pengertian dan contoh soal menghitung inventory turnover. Dan mengenai rumus perputaran persediaan menurut para ahli, anda bisa menggunakan pendapat Kasmir di atas. Sekian!
Related