Net Profit Margin (NPM) : Contoh Soal, Teori Cara Meningkatkan & Faktor yang Mempengaruhinya

Analis.co.id kali ini akan menjawab banyak soal NPM, mulai dari faktor-faktor yang mempengaruhi net profit margin menurut para ahli hingga contoh soal net profit margin, serta terori cara meningkatkan rasio margin laba bersih ini. Rasio net profit margin dalam ilmu analisis saham dasar tergolong dalam rasio profitabilitas atau rasio yang mengukur tingkat keuntungan dari bisnis yang dijalankan suatu emiten. Analisis terhadap rasio NPM ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur seberapa besar sih laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan dibandingkan dengan penjualan bersihnya. Emiten akan dikatakan baik bila ternyata laba bersih atau net profit/margin nya tinggi atau hampir mendekati nilai penjualannya. Hanya saja, tidak mungkin juga nilainya sampai 100% karena itu artinya tidak ada biaya yang dikeluarkan dalam proses bisnisnya. Biar mudah memahaminya, biar saya kasi contoh dalam kehidupan sehari-hari saja. Misalnya, setiap sore dan malam pak Teguh (maaf tanpa Hidayat, karna ini orang lain) berjualan gorengan dan ternyata total dari penjualannya tersebut terkumpul dana hingga Rp5 juta dalam sebulan. Tapi, setelah dikurangi biaya-biaya seperti modal beli tepung terigu, gas, minyak goreng, cabe dan lain-lainnya. Ini istilahnya ‘Beban/Harga Pokok Penjualan’ (HPP) atau istilah kerennya COGS (Cost of Goods Sold). Baca juga : Modal Beli Saham hanya Rp5.000 Ditambah, mungkin karena di tempat tersebut ada istilahnya tarikan rutin dari kelurahan atau kalau dalam perusahaan resmi kita bahasakan dengan ‘pajak’, maka dari total penjualan tersebut kita kurangi lagi. Kemudian, karena si pak Teguh ini meminjam uang dari koperasi dan harus ada setoran rutin tiap bulan, maka dari margin setoran tersebut kita kurangi lagi total penjualannya. Walhasil, setelah di total ternyata tersisa Rp2 juta saja. Nah, inilah yang kita sebut dengan laba bersihnya. Jadi, kalau kita sudah tau profitnya ternyata Rp2 juta dari total penjualannya yang mencapai Rp5 juta tersebut kemudian kita lakukan analisis net profit margin-nya, maka itu artinya kita berusaha ingin tau seberapa baik kah pak Teguh menekan biaya produksinya agar menghasilkan laba bersih yang tinggi. Jadi sudah paham sedikit kan apa itu penjualan dan laba bersih? Tapi jangan bingung, biasanya tiap laporan keuangan beda-beda membahasakannya. Terkadang ada juga yang menyebut penjualan dengan ‘pendapatan’ atau ‘revenues’ / ‘net sales’. Maksudnya sama saja. Akan lebih jelas lagi kalau artikel soal gross profit margin sudah dipublish. Tunggu saja. Baca juga: Manajemen Resiko Investasi : Mengatasi Kerugian Saham

Rumus Rasio NPM

Mengenai maksud dan tujuan dari rasio Net Profit Margin sudah dijelaskan di atas. Sekarang, mari kita lihat rumusnya yang sesungguhnya:
NPM = Net Profit / Net Revenues or Sales
Atau kalau dalam bahasa Indonesia
Rasio Margin Laba = Laba Bersih / Penjualan (Pendapatan)
Letak kedua data tersebut dalam laporan keuangan adalah sama-sama dalam halaman laporan laba/rugi perusahaan. Jadi, caranya cukup membagi nilai laba bersih dengan penjualan yang dihasilkan perusahaan. Adapaun hasilnya, kalau menggunakan Excel, maka bisa ditampilkan dalam dua jenis, yaitu dalam bentuk persentase atau pun kali (x). Kalau mau ditampilkan berapa kali nilai laba bersih atas pendapatannya maka klik kanan kemudian pilih “Format Cells” lalu pada tab ‘Number’ pilih ‘Number’ lagi. Dan lebih baiknya pakai 2 angka di belakang koma. Sedangkan kalau mau ditampilkan dalam bentuk persentase maka caranya hampir sama, hanya saja pada tab Number, yang dipilih tampilan ‘Percentage’ dan Decimal places nya juga 2. Hanya saja, karena ini mau membaca rasio net profit margin yang tidak lebih dari 1 kali, maka baiknya menggunakan tampilan persen saja.

Contoh Soal Net Profit Margin

Sebelumnya saya sudah memberikan contoh dalam kehidupan di sekitar kita. Nah, sekarang dalam contoh real perhitungannya dari laporan keuangan perusahaan Tbk langsung. Kebetulan kali ini saya pakai dari LK LPCK, yakni PT Lippo Cikarang Tbk. Diketahui: Pada 25 April 2018, LPCK merilis laporan keuangan kuartal pertamanya, yakni Kuartal 1 2018, dimana laba bersih yang dihasilkan adalah sebesar Rp80,8 milyar. Dan adapun pendapatannya sebesar Rp319,7 milyar. Pertanyaannya: Berapakah nilai rasio net profit margin LPCK untuk kuartal 1 2018? Jawabannya: = Laba Bersih / Pendapatan (Penjualan) = Rp80,8 milyar / Rp319,7 milyar = 25,27% Jadi nilai NPM LPCK adalah 25,27% dari total penjualan bersih yang ia hasilkan. Itu artinya dari total Rp319,7 milyar penjualan LPCK hanya bisa menghasilkan kurang lebih ¼ (seperempat) laba bersih saja. Mengenai berapa nilai net profit margin yang bagus, sudah dijawab dalam Kalkulator Saham Excl yang saya buat. Silahkan dapatkan filenya dan kamu bisa tau semua rumus dari 35 rasio keuangan untuk melakukan analisis fundamental perusahaan. Bukan cuma itu, dalam kalkulator saham tersebut juga sudah memperlihatkan rumus dari tiap rasio finansial, termasuk 2 cara analisa lainnya, yaitu soal growth dan trending dari saham yang akan dibeli. Menariknya, semua hasil perhitungannya DITAMPILKAN SECARA OTOMATIS, jadi tinggal masukkan data dari laporan keuangan saja hasilnya bisa langsung muncul. Baca juga : Analis Fundamental Saham LPCK

Terori Cara Meningkatkan Net Profit Margin atau Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai rasio NPM

Anda bisa paham dengan baik teorinya kalau paham bagaimana susunan dari tampilan laporan keuangan yang sebenarnya. Berikut saya urut susunan penyampaian dari Laporan Laba/Rugi emiten:
  1. Revenuerumus dan contoh soal net profit margin
  2. Gross Profit
  3. EBITDA (Earnings before Interest, Tax, Depreciation and Amortization.)
  4. EBIT (Earnings before Interest and Tax)
  5. EBT (Earning before Tax)
  6. EAT (Earning after Tax)
  7. NP (Net Profit)
  8. RE (Retained Earnings)
Kalau dalam bahasa Indonesia-nya atau dalam laporan keuangan, maka bahasanya begini:
  1. Penjualan
  2. Laba Bruto
  3. Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA)
  4. Laba Usaha (EBIT)
  5. Laba Sebelum Pajak (EBT)
  6. Laba Setelah Pajak (EAT)
  7. Laba Bersih (NP)
  8. Laba Ditahan (RE)
Baca : Perbedaan EBITDA dan Laba Kotor Laba bersih dan laba ditahan bisa sama jumlahnya kalau perusahaan tidak membagikan dividen. Dengan melihat susunan dari laporan laba rugi di atas, maka anda sudah bisa menerka apa yang menjadi faktor NPM bisa rendah. Ya, tentunya karena faktor HPP, bunga, pajak, depresiasi dan lainnya. Itu artinya juga, kalau mau menaikkan nilai rasio NPM, maka faktor-faktor biaya diatas harus ditekan atau dilakukan efisiensi. Diantara solusi yang bisa dilakukan, seperti untuk mengurangi beban bunga maka sumber modal dari perbankan dikurangi. Contohnya, menggelar Right Issues untuk tambahan dana segar tanpa harus utang ke bank. Atau kalau soal HPP, maka yang bisa dilakukan di antaranya mencari supplier bahan baku yang lebih murah, tapi dengan mutu yang sama atau bahkan lebih baik dan lain sebagainya. Atau bisa juga, membayar pemasok di depan untuk mendapatkan harga bahan baku yang lebih bersaing. Ini karena biasanya barang yang dibayar dimuka harganya lebih murah dari yang dibayar belakangan atau utang. Sejatinya, banyak sekali yang bisa dilakukan untuk solusi menaikkan persentase laba terhadap pendapatan. Semua kembali kepada kebijakan manajemen tiap usaha. Jadi untuk bisa menghasilkan laba bersih yang tinggi maka beberapa beban keuangan ini harus diminimalkan atau diusahakan berkurang (tapi dengan syarat tidak mengurangi kualitas produk), di antaranya:
  • HPP (Harga Pokok Penjualan) atau COGS (Cost of Goods Sold) pada penjualan atau penghasilan.
Pada laba kotor, meminimalkan:
  • Beban Umum & Adm. (General & Administrative Expenses)
  • Beban Penjualan & Pemasaran (Selling & Marketing Expenses)
  • Beban/biaya lain-lain
Dan pada laba usaha, berusaha mengurangi:
  • Beban keuangan (misalnya, dengan mengurangi modal dari utang bang, tapi dari investasi pihak ketiga dll)
  • Pajak (analisa melalui jasa akuntan)
Kecuali, depresiasi dkk tidak bisa kita usahakan nilainya turun karena ini menyangkut manajemen keuangan untuk pemanfaatan aset yang terarah. Baca juga: 2 Cara Mengetahui Saham Murah atau Mahal Jadi itulah penjelasan mengenai contoh soal net profit margin atau pun rumus rasio NPM. Mengenai teori faktor-faktor yang mempengaruhi dan cara meningkatkan net profit margin lebih baiknya kita diskusikan di bawah agar lebih jelas.
Share this
  1. I really like your blog.. very nice colors & theme. Did you create this website yourself or did you hire someone to do it for you? Plz respond as I’m looking to construct my own blog and would like to find out where u got this from. appreciate it

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: