Baca judulnya saja kamu pasti langsung ragu dengan ajakan
Yuk nabung saham dari BEI. Tapi tunggu dulu! Judul artikel “Niat Dapat Dividen dari Saham? Hati-hati Lho!” ini untuk peringatan saja jangan sampai kamu salah strategi investasi.
Jujur, apa yang saya share di sini selaku analis saham syariah adalah dari pengalaman dapat dividen saham yang sudah saya share sebelumnya.
Ternyata, dapat dividen itu tak sesulit yang Anda kira dan tak seaman kalau mau untung dari beli tanah.
Kenapa suhu?
Ya, karena dapat dividen ternyata tak harus menunggu lama sampai setahun, bahkan semenit saja sudah bisa. Kalau tidak percaya coba kamu baca artikel
Bagaimana Investor Mendapatkan Dividen Saham.
Dan juga, beli saham untuk dapat dividen tak melulu untung. Terkadang bahkan bisa lebih banyak ruginya dari pada untungnya. Nah, inilah yang akan kita bahas hari ini.
Dan satu lagi, dividen memang kecil nilainya, tapi kalau sudah investasi lama, nilainya bisa lebih besar dari deposito bank lho. Ragu? baca lagi dari link kedua di atas. Sudah diterangkan panjang lebar di sana.
Saran saya, sebelum lanjut bacanya, pastikan dulu kamu paham dengan benar apa itu
pengertian saham. Biar tidak ada kesalahpahaman.
Oke, mari kita masuk ke materi inti.
Hati-Hati Membeli Saham dengan Niat Dapat Dividen Saja
Sekali lagi, saya tulis artikel ini untuk pemula. Jangan sampai rugi gara-gara dividen, padahal awalnya niatnya mau untuk banyak dan cepat.
Dan buat yang mau tau perusahaan apa saja yang mau bagi dividen, silahkan cek di stius
KSEI sendiri.
Di antara yang perlu diperhatikan adalah
1. Harga saham bisa turun drastis sehari setelahnya
Terkadang dan bahkan kebanyakan saham harganya akan naik begitu ada pengumuman dari
emiten (perusahaan yang terdaftar di BEI) bahwa ia akan membagi dividen.
Istilah kerennya ‘sentimen positif’. Jadi sentimen positif bahwa saham tertentu akan membagikan dividen inilah yang jadi salah satu penyebab harga saham bisa naik seketika.
Nah, dan karena naiknya hanya disebabkan para investor mengejar dividen, sehingga setelah
Cum Date nya berakhir para investor tersebut juga berlomba-lomba menjual sahamnya.
Terus apa hubungannya kalau semua pada jual sahamnya?
Jadi begini bro, dalam ilmu ekonomi dikenal namanya istilah ‘demand and supply’ yaitu keadaan dimana sebuah barang akan otomatis naik harganya bila banyak penawaran beli sedang stok terbatas, dan sebaliknya, akan turun sendiri harganya bila penawaran beli kurang atau tidak sebanding dengan stok yang melimpah.
Contoh sederhananya, kalau musim durian harga durian jadi murah karena banyak stok dan permintaan pasar tidak bisa mengimbangi melimpahnya hasil panen. Sedangkan, kalau lagi tidak musim durian dan ada beberapa toko buah yang jual durian, maka harganya pasti mahal karena suplainya kurang dan tidak seimbang dengan permintaan yang lebih tinggi.
Demikian halnya dengan saham di atas, karena banyak yang mau jual dan jumlah lembar saham yang mau dijual juga banyak maka harga sahamnya pun juga akan turun.
Faktanya, penurunan harga saham setelah hari cum date berakhir cenderung sangat dalam dari biasanya. Nah, inilah yang harus diwaspadai.
Tapi menurut pengalaman saya, penurunan itu akan lama dan kadang susah kembali lagi ke harga sebelumnya kalau memang sahamnya jelek, terutama
fundamental-nya.
Dan untuk saham bagus, misalnya saham BUMN yang labanya lagi tinggi di kuartal tersebut, maka walau harganya sempat turun karena para investor ramai-ramai melakukan aksi ambil untung, biasanya beberapa hari kemudian dia dengan mudah berbalik arah ke harganya yang seharusnya.
2. Beli saham yang valuasinya masih murah
Di paragraf di atas, saya katakan kalau sahamnya bisa balik lagi harganya kalau sahamnya itu dari perusahaan yang lagi untung atau fundamentalnya bagus.
Tapi, ada tapinya….., itu baru akan bekerja kalau memang saham tersebut memang
valuasinya masih murah.
Berbeda kalau harga sahamnya sudah mahal, kemudian harganya jatuh karena efek dari aksi ambil untung dari dividen sehari sebelumnya, biasanya harganya juga susah kembali naik.
Kecuali mungkin kalau perusahaan tersebut berhasil menunjukkan kinerja yang baik di kuartal selanjutnya.
Jadi bisa lama juga ‘nyangkut’ nya (isitilah ‘rugi dari saham’) kalau sahamnya memang sudah kelewat mahal sebelumnya.
Cara tau mahal atau tidak bagaimana? Ya, kamu harus bisa hitung-hitungan soal rasio
PBV atau
PER dari saham tersebut.
3. Jangan sampai ngejar dividen dari saham gorengan
Sudah tau belum apa itu saham gorengan?
Jadi saham gorengan itu saham yang harganya dimainkan oleh bandar.
Jadi, naiknya bukan karena faktor pasar semata, tapi dari ulah beberapa bandar yang sengaja menaikkan sendiri harganya, yakni dengan cara berkomplot untuk melakukan penawaran dan saling membeli sendiri sahamnya.
Sifat utama dari saham gorengan ini adalah votalitasnya sangat tinggi. Maksudnya, naik turun harga sahamnya sangat cepat dan sekali naik atau turun bisa langsung banyak. Beda sekali dengan saham
blue chips.
So, kalau kamu beli saham gorengan ini dengan niat dapat dividen saja tanpa mempertimbangkan hal lainnya, terutama analisa fundamental sahamnya, maka bisa dipastikan sehari setelahnya sahamnya akan jatuh dalam sekali.
Kalu misalnya dia turun sampai 10-20%, maka rugimu bisa dibilang berkali-kali lipat karena untung dari dividen itu tidak seberapa, paling 2-5 persen saja.
Jadi saran saya, kalau pun niatnya hanya
dapat dividen dari beli saham, tak masalah. Asalkan, perhatikan dulu statistik harga sahamnya, kalau misalnya gampang naik turun dan penurunannya bisa langsung banyak, maka hindari saham seperti itu.
4. Jangan hiraukan dividen dari saham berfundamental jelek
Sudah saya singgung di atas, kalau saham berfundamental baik maksudnya
laporan keuangannya sehat, terutama labanya dan utangnya.
Kalau kamu sudah menganalisa laporan keuangannya dan ternyata labanya minus di kuartal tersebut atau utangnya sudah tidak wajar lagi, maka walau ada pengumuman bahwa ia akan membagikan dividen jangan hiraukan sama sekali.
Investasi itu tidak perlu mikir untung banyak seketika, tapi usahakan saja untuk tidak rugi dan danamu tidak habis dimakan sama inflasi. Soal untung pasti akan datang dengan mudah, selama saham yang dibeli memang yang value-nya murah.
Jadi kuncinya cuma 3, pertama analisa, kedua analisa juga, dan ketiga tetap sama, ya apalagi kalau bukan analisa. Ini sama persis dengan kiat beli properti yang syaratnya juga 3 dan sama semua, yaitu lokasi.
5. Dividen dari saham konvensional
Kalau ini sebenarnya lebih kepada pola pikir dan persepsi.
Karena saya analis
saham syariah, bukan konvensional, jadi saya pasti bilang kalau saham konven itu haram dan dan tidak berkah.
Tapi itu saya, anda pasti beda lagi.
Hanya saja, saya masukkan ini ke dalam ketegori saham yang harus dihindari kalau mau dapat dividen karena ada alasan kuatanya.
Yang paling utama adalah karena setiap barang haram yang dilarang oleh Tuhan selalu ada hikmah dibaliknya, terutama untuk menghindari efek negatif dari hal tersebut.
Termasuk di saham, kalau kamu invest atau beli saham yang melakukan unsur riba maka kamu akan jadi salah satu orang yang ikut andil dalam merugikan dan merusak orang lain.
Contoh kecil nih (walau tidak ada hubungannya dengan saham), dalam Islam kan dilarang pakai perhiasan emas untuk laki-laki.
Dulu juga saya bertanya-tanya apa bedanya, kenapa sih Tuhan harus melarang segala?.
Dan ternyata, belakangan baru diketahui dari hasil penelitian yang akurat bahwa perempuan boleh memakai emas karena di dalam tubuhnya ada hormon khusus yang bisa melindunginya dari efek buruk emas tersebut, sedangkan laki-laki tidak, dan bisa membahayakan kesehatannya dalam jangka panjang.
Kira-kira seperti itu juga kenapa kamu sebaiknya beli saham yang syariah saja, karena tujuannya untuk kemaslahatan bersama dan tak ada yang dirugikan.
Apa lagi ya? Sepertinya itu saja yang penting diperhatikan kalau mau berburu dividen. Tapi yang paling penting di poin pertama di atas. Jangan sampai salah strategi.
So, ada niat dapat dividen dari saham? jangan lupa baca ulang lagi artikel dari master ini. Biar untung dan berkah pastinya. Bye.. bye..!
Related