Dalam beberapa tahun terakhir, urban farming atau pertanian perkotaan telah menjadi tren yang berkembang pesat di seluruh dunia. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberlanjutan, kesehatan, dan ketahanan pangan, banyak individu dan komunitas mulai beralih ke model pertanian di lingkungan perkotaan. Tidak hanya terbatas pada pekarangan rumah, urban farming kini telah merambah ke gedung-gedung bertingkat, balkon apartemen, hingga lahan kosong yang sebelumnya tidak termanfaatkan.
Mengapa Urban Farming Menjadi Tren di Pasar Properti?
Bagi calon pembeli atau investor properti, tren ini menghadirkan peluang besar untuk memilih hunian yang tidak hanya nyaman, tetapi juga memberikan nilai tambah dari segi lingkungan dan ekonomi. Namun, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan sebelum membeli properti di tengah tren urban farming. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana memilih properti yang ideal untuk mendukung konsep pertanian perkotaan.
Tren Terbaru dalam Urban Farming dan Properti
Tren urban farming terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya lingkungan yang berkelanjutan. Beberapa tren terbaru yang mempengaruhi pasar properti antara lain:

1. Integrasi Urban Farming dalam Desain Arsitektur Modern
Pengembang properti mulai mengintegrasikan elemen urban farming ke dalam desain bangunan. Contohnya adalah penerapan atap hijau (green roof) yang berfungsi sebagai kebun sayur atau taman hias, serta taman vertikal (vertical garden) pada dinding bangunan. Selain meningkatkan estetika, langkah ini juga membantu mengurangi panas dan meningkatkan isolasi termal bangunan.
2. Peningkatan Popularitas Urban Farming di Kalangan Generasi Z
Generasi Z menunjukkan minat yang tinggi terhadap urban farming. Bagi mereka, kegiatan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan estetika dan konten media sosial, tetapi juga berperan dalam menyejukkan udara di perkotaan yang penuh polusi. Teknik seperti pot dan taman vertikal memungkinkan mereka berkebun meskipun tinggal di apartemen dengan ruang terbatas.
3. Urban Farming sebagai Solusi Ketahanan Pangan Perkotaan
Urban farming menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan di kota-kota besar. Dengan memanfaatkan lahan terbatas, masyarakat dapat menanam sendiri sayuran dan buah-buahan, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar kota. Ini juga membantu menjaga ketahanan pangan lokal, terutama di masa krisis atau saat harga pangan naik.
4. Peluang Bisnis dalam Urban Farming dan Perbenihan
Pertanian perkotaan membuka peluang bisnis baru, terutama dalam sektor perbenihan. Menyediakan benih berkualitas yang cocok untuk lingkungan perkotaan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap urban farming.
5. Pemanfaatan Teknologi dalam Urban Farming
Penggunaan teknologi canggih, seperti sistem hidroponik dan akuaponik, memungkinkan urban farming dilakukan di ruang terbatas dengan efisiensi tinggi. Selain itu, inovasi seperti robotika dan Internet of Things (IoT) mulai diterapkan untuk memonitor dan mengelola kebun urban secara otomatis, meningkatkan produktivitas dan kemudahan bagi para petani kota.

Contoh Penerapan Urban Farming
Berikut adalah beberapa contoh sukses penerapan urban farming dalam properti:
- Bosco Verticale, Milan: Gedung apartemen di Milan ini terkenal dengan konsep hutan vertikal yang menanam lebih dari 900 pohon dan ribuan tanaman di fasad bangunannya, memberikan manfaat lingkungan seperti penyerapan CO2 dan peningkatan kualitas udara.
- The Pasona Urban Farm, Tokyo: Gedung perkantoran ini memiliki pertanian dalam ruang yang digunakan untuk menanam sayuran segar bagi karyawan. Konsep ini menunjukkan bagaimana urban farming dapat diterapkan dalam lingkungan bisnis.
- Brooklyn Grange, New York: Sebuah kebun atap komersial terbesar di dunia yang menghasilkan sayuran organik dan menyediakan produk segar ke restoran serta komunitas setempat.
- Sky Greens, Singapura: Sistem pertanian vertikal pertama di dunia yang menggunakan sistem putar untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal, mengurangi kebutuhan lahan pertanian tradisional.
Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Properti Urban Farming
Sebelum memutuskan untuk membeli atau berinvestasi pada properti yang mendukung urban farming, ada beberapa faktor utama yang harus diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa properti yang dipilih dapat memberikan manfaat maksimal bagi pemiliknya serta mendukung keberlanjutan jangka panjang.
1. Lokasi dan Aksesibilitas
Lokasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam memilih properti yang ideal untuk urban farming. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan meliputi:
- Dekat dengan Pasar atau Konsumen: Jika urban farming dimanfaatkan untuk bisnis, pastikan lokasi properti dekat dengan konsumen potensial seperti restoran, supermarket, atau komunitas yang peduli pada produk organik.
- Akses Air dan Listrik: Ketersediaan air bersih sangat penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Pastikan properti memiliki akses yang baik ke sumber air dan listrik untuk mendukung sistem pertanian yang lebih modern seperti hidroponik atau aquaponik.
- Lingkungan yang Ramah: Pilih lokasi dengan komunitas yang mendukung pertanian perkotaan, sehingga kolaborasi dan berbagi ilmu dapat dilakukan dengan mudah.
2. Luas dan Tata Letak Lahan
Ukuran dan desain lahan akan sangat mempengaruhi jenis urban farming yang dapat dilakukan. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan:
- Lahan Terbuka: Jika ingin menerapkan sistem pertanian konvensional, pastikan properti memiliki lahan terbuka yang cukup luas.
- Balkon atau Rooftop: Untuk urban farming di apartemen atau rumah bertingkat, pastikan terdapat area balkon atau atap yang dapat digunakan untuk menanam tanaman.
- Drainase yang Baik: Lahan dengan sistem drainase yang buruk dapat menyebabkan tanaman mudah mati atau bahkan menimbulkan masalah lingkungan.
3. Struktur Bangunan yang Mendukung Pertanian Perkotaan
Jika properti yang dipilih berupa rumah atau apartemen, pastikan bangunan memiliki karakteristik yang mendukung urban farming:
- Ventilasi yang Baik: Tanaman membutuhkan sirkulasi udara yang baik agar dapat tumbuh dengan optimal.
- Paparan Sinar Matahari: Idealnya, properti mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup agar tanaman bisa tumbuh secara alami tanpa banyak bantuan pencahayaan buatan.
- Material Bangunan yang Ramah Lingkungan: Gunakan material yang tidak mencemari lingkungan, seperti kayu daur ulang atau bata ekologis.

Perkiraan Nilai Jual Properti Karena Tren Urban Farming
Tren urban farming tidak hanya memberikan manfaat ekologis dan kesehatan, tetapi juga berdampak signifikan pada nilai jual properti. Beberapa analisis menunjukkan bahwa properti yang mengadopsi konsep urban farming mengalami peningkatan nilai jual yang cukup signifikan, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk. Berikut adalah beberapa perkiraan berdasarkan tren pasar:
- Properti dengan Rooftop Garden atau Green Roof: Nilai jual properti dengan fasilitas ini dapat meningkat hingga 15-20% lebih tinggi dibandingkan properti biasa, karena menawarkan keunggulan dalam efisiensi energi, isolasi termal, dan keasrian lingkungan.
- Apartemen dengan Fasilitas Urban Farming: Kompleks apartemen yang menyediakan ruang untuk urban farming, seperti kebun komunitas atau hidroponik, mengalami peningkatan permintaan dari calon pembeli, yang menyebabkan kenaikan harga hingga 10-18% lebih tinggi dibandingkan apartemen standar.
- Perumahan dengan Lahan Terbuka untuk Urban Farming: Perumahan yang memiliki area terbuka khusus untuk pertanian perkotaan biasanya memiliki harga jual 10-25% lebih tinggi, terutama di daerah perkotaan yang minim ruang hijau.
- Proyek Properti Berbasis Urban Farming: Beberapa proyek properti yang berbasis keberlanjutan dan pertanian perkotaan, seperti The Pasona Urban Farm di Tokyo atau Bosco Verticale di Milan, menunjukkan bahwa properti dengan konsep hijau memiliki nilai jual dan nilai sewa yang lebih tinggi dibandingkan properti konvensional.
Dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan dan lingkungan hijau, urban farming menjadi nilai tambah yang semakin dihargai oleh pembeli dan investor properti. Properti yang mendukung konsep ini bukan hanya menjadi hunian yang sehat, tetapi juga investasi yang menjanjikan di masa depan.
Langkah cerdas bagi yang ingin investasi !
Memilih properti yang mendukung urban farming adalah langkah cerdas bagi siapa saja yang ingin berinvestasi pada gaya hidup sehat dan keberlanjutan lingkungan. Dengan mempertimbangkan faktor lokasi, luas lahan, struktur bangunan, serta jenis properti yang sesuai, Anda bisa mendapatkan hunian yang tidak hanya nyaman tetapi juga bernilai tinggi secara ekonomi dan ekologis.
Bagi investor properti, tren urban farming adalah peluang besar untuk mengembangkan proyek-proyek inovatif yang akan semakin diminati di masa depan. Jika Anda ingin memulai perjalanan dalam dunia properti berbasis urban farming, pastikan untuk melakukan riset mendalam dan mempertimbangkan aspek-aspek yang telah dibahas dalam panduan ini. Selamat berburu properti ideal Anda!