Suka Duka Pengalaman Main Saham Begini Bro! Gagal/rugi, Sukses/Untung?

Analisa Fundamental, Tutorial Saham
Salam sobat Analis.co.id! Kali ini saya mau share soal suka duka saya dalam bermain saham, ya tepatnya pengalaman main saham yang saya jalani selama ini. Apakah rugi atau sukses? dan kalau misalnya gagal, apa pengalaman buruk trading saham yang pernah saya alami dan lain sebagainya akan terjawab disini. Di Google banyak juga yang nyari pengalaman gagal/buruk trading reksadana, investasi saham, atau apalah. Intinya semua sama saja. Yang teman2 cari kan ceritanya bagaimana kalau seandainya untung, dan kalau rugi bagaimana? Sebenarnya sih, kisah-kisah orang yang main saham di Indonesia banyak sekali. Macam-macam deh pokoknya pengalamannya. Tapi disini saya hanya mau cerita apa yang saya alami saja. Jadi begini, awalnya saya sama sekali tidak tau apa itu saham, cara beli saham bagaimana, belinya dimana, dan semua yang terkait dengan dunia tersebut. Baru setelah baca-baca artikel di berbagai blog, membaca buku soal investasi dan sebagainya, maka barulah paham proses membeli saham waktu itu. Hanya saja, saat pertama kali terjun, karena pernah membaca profil Warren Buffett dan berbagai profil orang-orang yang sudah lebih dulu sukses dalam dunia persahaman ini, sehingga muncul di benak saya: ‘Pokoknya beberapa tahun ke depan saya sudah punya milyaran aset!’ Secara nih, Warren Buffett saja, modal awalnya hanya $100 waktu itu. Jadi saya berpikir, wah kalau saya saja bisa 10 kali lipat dari modal beliau, jadi cuan saya mungkin jauh lebih besar. Mungkin bukan jadi orang terkaya nomor wahid #1 di planet ini, tapi di seluruh tata surya mungkin he he… pokoknya begitulah mimpi saya waktu itu. Nah, hari pun berganti hari, pengalaman trading juga nambahlah sedikit demi sedikit. Tapi, apa yang terjadi teman-teman? Ternyata, impian untung berkali lipat dari saham tak kunjung tercapai. Jangankan untung minimal 30% per tahun, 20% saja tidak. Di awal-awal main saham saya agak lumayanlah, waktu itu sempat untung di atas 10% dalam setahun. Yah, masih lebih tinggi dari keuntungan tabungan deposito. Hanya perlu diingat lho! Kalua 10% itu karena masih pemula, bukan sudah tahunan, jadi wajarlah.

Pengalaman Main Saham

Mungkin nasib saya di dunia saham masih bisa dibilang mendinganlah dibanding dengan pengalaman banyak newbie di luar sana. Ada bahkan yang rugi berlipat (bukan untung berlipat lho!) karena modal investasinya bukan dari dana nganggur, tapi dari ‘menyekolahkan’ sertifikat rumahnya ke bank. Tau apa penyebabnya banyak trader bisa rugi guedeeee… dari saham? Ya, salah satunya karena sistem margin. Jadi saya jelaskan sedikit dulu bagaimana sistem margin itu bekerja. Jadi kalau kamu beli saham dengan ngutang ke perusahaan sekuritas, ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu nilai minimal dari total portofolio sahammu, yaitu total danamu ditambah dengan yang kamu pinjam, tidak boleh lebih rendah dari total dana yang kamu pinjam untuk beli saham. Nah, jika nilai sahammu sudah turun banyak dan sudah dibawah dari nilai pinjaman margin-mu, maka kamu diwajibkan melakukan deposit. Dan bila tidak, maka pihak sekuritas akan melakukan jual paksa pada saham apa saja yang kamu miliki dan di harga berapa pun saham yang kamu pegang waktu itu. Jika sudah seperti itu, maka bisa dipastikan kalau nilai aset investasimu akan terkuras banyak, bahkan habis atau minus.pengalmaan buruk main saham Makanya, kenapa saya selalu menyarankan hindari main saham dengan modal utang atau pun margin dari sekuritas. Kembali ke cerita saya di atas. Bicara soal berapa persen keuntungan main saham per tahun (baca artikelnya), sebenarnya pertanyaan klasik yang hampir semua trader pemula ingin ketahui. Asal tau saja, keuntungan para trader saham dari bermain saham – BILA SUDAH BETUL-BETUL AHLI DAN BERPENGALAMAN – adalah dikisaran 15%-30% per tahun. Hanya saja, kadang banyak yang salah sangka dan mengira kalau untung segitu itu dari beli 1-2 saham kemudian ditinggal tidur. Saya dulu juga pernah berpikir seperti itu, tapi setelah menjalani sendiri ternyata baru tau kalau untung-rugi dari saham itu dari hasil MANAJEMEN PORTOFOLIO. Apa maksudnya manajemen portofoliso suhu? Jadi begini maksudnya… Misalnya, di awal tahun kamu beli 3-5 saham, dan kemudian beberapa bulan kemudian ternyata ada 3 saham yang naik dan 2 saham lagi rugi. Anggaplah kenaikan tersebut terjadi di bulan Mei, karena di bulan tersebut semua emiten sudah mempublikasikan laporan keuangan kuartal 1 nya. Nah, bila keadaannya seperti itu, kamu harus cek lagi fundamental perusahaan dari masing-masing saham tersebut. Bila ternyata dari 2 saham yang lagi turun tersebut ada 1 yang fundamentalnya memang buruk, anggaplah perusahaannya rugi banyak di periode tersebut dan muncul isu kalau perusahaannya akan bangkrut, maka yang kita lakukan adalah melakukan cut loss untuk saham yang rugi tersebut berapa pun ruginya. Adapun untuk saham yang sedang naik atau untung, maka perhatikan lagi valuasi sahamnya, apakah sudah murah atau mahal. Jika misalnya, 2 saham dari 3 saham yang untung ternyata sudah mahal dan 1 nya lagi masih murah, sekalipun sudah naik banyak, maka yang kita jual adalah saham yang sudah mahal saja. Dari proses analisis dan pengecekan ulang tersebut, maka jumlah saham yang kita miliki di awal tahun yang berjumlah 5 saham akhirnya hanya tersisa 2 saham saja, ya alasannya karena dari saham-saham yang dijual tersebut ada yang perusahaannya menjadi tidak layak invest, dan sebagian lagi karena sudah kemahalan. Jika di awal kita sudah buat standar jumlah saham kita miliki maksimal 5 saja, maka dari hasil bongkar pasang portofolio tersebut kita mulai mencari 3 saham baru lagi untuk dibeli. Demikian seterusnya, hingga tutup buku di tahun tersebut. Dan inilah yang saya maksud dengan manajemen portofolio, dimana kita akhirnya bisa tau berapa untung dan rugi yang kita peroleh dari menghitung berapa total aset investasi saham yang dimiliki di awal tahun dengan selisihnya dari total investasi yang didapat di akhir tahun. Dan perlu juga diketahui bahwa dalam berinvestasi saham terkadang keuntungan yang sebenarnya tidak bisa hanya dengan menilai berapa keuntungan dalam setahun itu saja, tapi keuntungan rata-rata secara global. Paling tidak, kita hitung dari rata-rata keuntungan dalam kurun waktu 10 tahun. Maksudnya begini, misalnya tahun per tama untung hanya 10%, tahun kedua rugi 10%, tahun ketiga rugi 5%, tahun selanjutnya lagi untung 20%, dan seterusnya. Nah, dari keuntungan dan rugi tiap tahun selama 10 tahun tersebut kita hitung, bila ternyata bisa di atas 15% maka itu artinya anda baik dalam mengelola portofolio saham Anda. Jadi, tidak pelduli apakah di tahun tertentu mengalami kerugian kalau hasil akhirnya tetap bisa untung di atas 15%, maka itu sudah cukup lumayan. Dan bagi penulis itu sudah termasuk berhasil. Dalam prakteknya, banyak yang salah sangka kalau di tahun tertentu ia rugi, anggaplah sampai 20%, mengira kalau investasinya gagal. Padahal main saham memang seperti itu, fluktuasinya kadang ekstrim. Tapi kan yang penting hasil akhirnya. Asalkan untung dan ruginya bisa sejalan dan bahkan lebih dari pergerakan IHSG maka itu sudah lumayan, karena IHSG sendiri dalam jangka panjang cenderung uptrend. Misalnya, saat IHSG turun 15% di tahun ini, sedangkan total portofoliomu hanya turun 10% maka itu sudah bisa dikatakan baik dan berhasil. Kenapa? Ya, karena saat IHSG lagi turun sebenarnya karena keadaan pasar dan rata-rata saham di BEI juga sedang downtrend, jadi kalau kinerja investasi kita bisa lebih baik, dalam artian penurunannya masih lebih sedikit dari IHSG, maka itu mencerminkan kalau kita bisa mengelola investasi dengan lebih baik. Jadi dalam hal ini, rugi dari saham pun bisa dikatakan baik selama perbandingannya dengan IHSG masih tampak lebih tinggi. Dan akan lebih baik lagi, kalau saat IHSG dalam setahun penuh tampak turun tapi Anda malah bisa untung sekian persen. Nah, ini malah sudah bisa disebut ‘master’.

Admin Analis sendiri, apakah rugi/gagal main saham? Atau malah sukses/keuntungan bermain sahamnya berlipat?

Saya sendiri, bisa dibilang tidak pernah rugi sampai bikin kepala pusing, dan itu pun kadang hanya karena gejolak pasar, bukan karena salah memilih saham. Tapi biar bagaimana pun, mustahil kalau ada trader yang tidak pernah mengalami rugi dari saham. Saya juga pernah rugi sampai lebih 10%, tapi kadang di awal tahun saja, sebelum tutup buku malah sudah untung lagi. Dan kalau pun di tahun ini misalnya sedang rugi, biasanya tahun selanjutnya kembali untung lagi. Dan kalau teman2 juga bisa seperti itu, maka hasil akhirnya di 10 tahun kemudian pasti tetap akan cuan banyak. Jangan kira keadaan buruk seperti di atas hanya dialami oleh saya sendiri, hampir semua master dalam investasi saham mengalami hal yang sama. Bahkan, value investor sekelas Warren Buffet juga mengalami hal yang sama di mana di tahun-tahun tertentu saat pasar lagi tidak bersahabat beliu juga harus rugi dulu. Dan baru setelah pasar pulih, ia kemudian bisa mencatatkan untung yang lebih besar lagi. Dan soal untung saya, mungkin belum bisa sampai 50% per tahun, tapi paling tidak sudah bisa di atas nilai deposito. Dan saya yakin beberapa tahun ke depan sudah bisa stabil di atas 20% per tahunnya. Rahasianya sebenarnya sederhana sekali, ketahui cara menilai valuasi saham dan analisa lanjutan dalam berinvestasi. Kalau masih bingung cara menghitung sendiri rasionya, bisa download kalkulator saham excel yang sudah saya buat. Dengan tool tersebut anda akan lebih mudah melakukan analisa fundamental secara mandiri. Karena, dari tools excel sederhana itu saja, trader bisa melakukan analisa trend, growth dan rasio sendiri. Rasio yang tersedia bahkan sampai 35 rasio keuangan dan semua ditampilkan secara otomatis begitu datanya di-input. Selain itu, pahami manajemen resiko investasi yang sudah penulis ulas sebelumnya. Karena dari kemampuan dan pemahaman tersebut kita bisa lebih berhati-hati dalam melakukan investasi dan memilih saham yang tepat. Akhir kata, investasi saham memang ‘high risk, high return’, tapi sebenanya pengalaman buruk trading saham hanya akan terjadi jika seseorang tidak tau ilmunya dan belum punya pengalaman. Nah, intinya dari artikel Suka Duka Pengalaman Main Saham, atau mungkin kalau yang anda cari di Google pengalaman gagal/rugi main saham, adalah ingin memberikan tambahan ilmu sama teman2 Analis bahwa sukses/keuntungan bermain saham itu tidak didapat dalam waktu sebulan-dua bulan atau bahkan setahun saja, tapi butuh proses panjang dari menggali pengalaman trading sebanyak mungkin.
Share this

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: