Quick Ratio yang Baik + Pengertian & Analisis Contoh Soal Rasio Cepat

Akuntansi & Rasio, Analisa Fundamental
Artikel Analis.co.id kali ini fokus membahas soal rasio cepat. Mulai dari apa pengertian quick ratio menurut para ahli, analisis dan contoh quick ratio yang baik seperti apa, nah semua akan dijelaskan di sini. Selain dinamakan rasio cepat, rasio likuiditas ini juga disebut dengan rasio cari atau Acid Ratio. Tujuan utama dari rasio atau perbandingan ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi liabilitas / utang jangka pendeknya dari aset lancar yang ia miliki tanpa menggunakan persediaan (inventories) yang ada. Dari maknanya di atas bisa dibilang hampir mirip dengan rasio lancar (current ratio). Bedanya, kalau current ratio menggunakan total aktiva lancarnya tanpa ada pengurangan dari persediaan. Adapun pengertian dari aktiva lancar adalah segala aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan yang bisa diubah menjadi kas dengan cepat, termasuk surat berharga, beban dibayar dimuka, akun kas, piutang dagang, dan lainnya. Nah, alasan kuat mengapa persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio ini adalah karena persediaan adalah jenis aset lancar yang sulit atau butuh waktu lama untuk diubah menjadi kas. Inilah alasan mengapa rasio ini disebut dengan rasio cepat atau cair.

Pengertian Quick Ratio Menurut para Ahli

Sebagai perbandingan untuk Anda, berikut ini saya tampilkan beberapa pendapat pakar di bidang akuntansi dan saham:
“Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang lancarnya tanpa melibatkan nilai sediaan (inventory).” (Kasmir: 2014, 119) “Rasio untuk mengukur sejauh mana kemampuan likuiditas perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya dari aset paling likuid yang ia miliki.” (Zulbiadi Latief, 2018)
Maksud dari aset paling likuid di sini adalah aset lancar yang tidak termasuk persediaan di dalamnya. Kurang lebih hampir sama dengan yang pertama di atas, hanya defenisinya lebih detail. Ini pula lah yang melatarbelakangi mengapa rasio ini dinamakan acid test ratio. Soal pengertian aktiva/aset lancar sudah disinggung di atas, yakni aset yang mudah diuangkan. Bahasa lainnya, ‘aset yang mendekati uang tunai’. Maksudnya yang paling gampang dirubah menjadi kas. Jadi kalau anda bertanya, ‘Kok persediaan dikeluarkan dari perhitungan rasio ini?’ Ya, jawabannya yang di atas itu. Sudah jelas kan? Rumus Rasio Cepat Dalam laporan keuangan terdapat 5 halaman laporan penting yang menjadi acuan dalam melakukan analisis, yaitu:
  1. Laporan Aset
  2. Laporan Liabilitas dan Ekuitas
  3. Laporan Laba/Rugi
  4. Laporan Perubahan Ekuitas, dan
  5. Laporan Arus Kas
Penjelasan lengkap soal ini, baca: Bagian-bagian Laporan Keuangan Nah, soal rasio cepat ini, yang kita jadikan perbandingan adalah dari bagian laporan aset dan laporan liabilitas. Liabilitas maksudnya utang atau kewajiban dari perusahaan terhadap pihak ketiga. Dan utang yang termasuk di dalamnya adalah bisa utang bank dan non-bank, utang usaha, biaya yang masih harus dibayar, utang pajak, utang bunga dan lainnya. Lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah: pengertian quick ratio yang baik Sedangkan liabilitas disebutkan di halaman selanjutnya, juga dengan cetak tebal seperti total aset lancar di atas. Adapun formulanya:
QR = (Current Assets – Inventories) / Current Liabilities
Atau
Quick ratio = (cash and equivalents + marketable securities + accounts receivable) / current liabilities
Dan dalam bahasa Indonesia:
Rasio Cepat = (Total Aktiva Lancar – Persediaan) / Total Kewajiban lancar
Dari 2 rumus berbahasa Inggris di atas hasilnya sama saja. Gunakan yang pertama saja jika mau lebih mudah. Aktiva lancar maksudnya total aset lancar, sedang kewajiban lancar sering ditulis dengan liabilitas. Dan di laporan keuangan, soal liabilitas yang dimaksud biasanya ditulis dengan “Total Liabilitas Jangka Pendek”. Sampai di sini sudah paham kan mana saja bagian di laporan keuangan yang harus dihitung. Jadi jangan bingung lagi ya!

Contoh Analisis Quick Ratio

Di beberapa rasio profitabilitas sebelumnya, baik itu rasio net profit margin atau pun operating profit margin, keduanya menggunakan sampel laporan keuangan MYOR. Nah, sekarang kita ganti dari finansial statement PT Waskita Karya (Persero) Tbk, salah satu perusahaan konstruksi plat merah yang juga masuk dalam daftar emiten bluechip. Kode sahamnya WSKT. Dan kebetulan, laporan keuangan yang kita ambil sebagai contoh adalah dari laporan tahunan 2017. Yuk, sekarang kita mulai menghitung! Diketahui, Total aset lancar WSKT adalah Rp52.427.017.359.620 (lima puluh dua triliun lebih), sedangkan total liabilitas jangka pendeknya sebesar Rp52.309.197.858.063. Adapun jumlah persediaan WSKT (dalam aset lancar tersebut) untuk setahun penuh di tahun 2017 adalah Rp3.235.500.802.811 Dan mengenai keterangan pembulatan yang digunakan adalah nilai penuh. Artinya, tidak menggunakan pembulatan dan dengan nilai rupiah penuh sebagaimana tertera. Pertanyaannya, Berapakah rasio cepat WSKT berdasarkan laporan keuangan tahunan 2017 nya di atas? Jawabannya:
= (Total Aset Lancar – Persediaan) / Total Liabilitas lancar = (Rp52.427.017.359.620 – Rp3.235.500.802.811) / Rp52.309.197.858.063 = 0,94 kali atau 94,04%
Jadi, setelah penulis hitung menggunakan excel, maka didapatkan nilai quick ratio dari WSKT sebesar 94,04%. Artinya antara jumlah aset cair dan utang lancar hampir sama banyak. Maksud 0,94 kali di atas adalah bahwa setiap Rp1 (satu rupiah) utang dari WSKT, terdapat 0,94 aset cairnya atau hampir mendekati Rp1. Analisis quick ratio ini adalah bahwa kemampun Waskita dalam melunasi utang lancarnya, jika seandainya dipaksa untuk segera melunasinya, sangat besar. Ya, karena jumlah antara aset cepat dengan utang jangka pendeknya hampir sama. Perlu diperhatikan, rasio cepat yang kurang dari 1 kali tidak serta merta mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mengalami masalah likuiditas. Hal tersebut bisa juga berarti bahwa karena manajemen perusahaan sangat menjaga persentase nilai persediaannya (mungkin karena proses penjualan produknya tidak memerlukan waktu lama), sehingga jumlahnya dibuat agak tinggi. Sehingga menjadi wajar kalau angka persediaan yang tinggi tersebut mempengaruhi angka rasio cepatnya.

Quick Ratio yang Baik

Pada dasarnya, semakin tinggi rasio cepat ini maka akan semakin baik likuiditas perusahaan yang bersangkutan. Tapi harus dipahami juga bahwa angka rasio yang terlalu tinggi bisa mengindikasikan terlalu banyak menyimpan uang tunai yang menganggur atau tidak dimanfaatkan. Selain itu, terlalu tingginya quick ratio ini bisa juga menunjukkan kalau perusahaan punya terlalu banyak piutang, dan bisa jadi sedang mengalami kesulitan dalam menagih piutang tersebut. Tapi hal di atas juga tidak bisa serta merta dijadikan sebagai penilaian buruk. Ada baiknya bandingkan dengan perusahaan sejenis yang masih dalam sektor yang serupa. Jika perusahaan yang sedang dianalisa saat ini ternyata batas waktu pembayaran piutang yang ia tetapkan pada pelanggannya ternyata hanya maksimal 30 hari, sedang yang lainnya ada yang sampai 3 bulan, bahkan setahun, maka emiten yang jadi objek analisis kita masih bisa kita nilai baik. Dan analisis rasio cepat yang lebih dalam lagi soal di atas, bilamana perusahaan memberi batas waktu pembayaran piutang dari pelanggannya selama 60 hari, tapi terhadap supplier atau pemasok bahan baku untuk usahanya berhasil ia bujuk untuk dibayar maksimal sampai 90 hari, maka kondisi likuiditas tersebut masih bisa dikatakan masuk akal. Dan masih banyak lagi yang bisa dianalisa lebih dalam soal total piutang tersebut, termasuk diskon kepada pelanggan yang membayar lebih cepat. Tentunya itu akan mengurangi lagi jumlah piutang yang seharusnya tercatat di laporan keuangan. Mengenai berapa nilai rasio quick ratio yang baik, setelah membaca pemaparan di atas, mungkin anda sudah bisa bilang kalau nilainya relatif. Tergantung analisis lanjutan yang kita lakukan. Sebagian pakar juga ada yang membandingkan antara rasio lancar dan cepat sekaligus untuk menilai baik tidaknya rasio cepat suatu emiten. Jika antara keduanya masing-masing angkanya di atas 1 kali maka itu bagus. Tapi bila rasio lancar di atas 1 sedangkan rasio cepat dibawahnya, atau malah jauh terpaut dengan rasio lancar, maka itu bisa jadi indikasi kalau persediaannya terlalu banyak dan kurang efektif pengolahan asetnya karena terlalu banyak kas cadangan. Demikian ulasan panjang kita soal apa pengertian quick ratio menurut para ahli, berapa nilai quick ratio yang baik, serta rumus dan contoh rasio cepat yang benar. Semoga bermanfaat! Semoga berkah dengan saham syariah!
Share this

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: