Rumus Rasio Kas. Menghitung Likuiditas Perputaran Cash Ratio, Contoh dan Tujuannya

Salah satu rasio paling konservatif yang menjadi penilaian serius analis saham dan investasi adalah cash ratio ini, yang sehat seperti apa dan sebagainya. Karenanya, Analis.co.id hari ini ingin mengulas apa rumus rasio kas atau rumus rasio perputaran kas dalam analisis finansial, serta contoh dan tujuan perhitungannya. Mungkin anda sedang membuat makalah, skripsi atau apalah itu, silahkan baca referensi ini sebagai rujukan langsung dari Analis Saham Syariah. Rasio yang masuk dalam kelompok rasio likuiditas ini bisa dibilang yang paling penting diperhatikan setiap trader saham sebelum memutuskan membeli saham. Bukan hanya berlaku bagi yang memilih value investing sebagai dasar analisanya, tapi juga yang beraliran growth investing juga wajib menganalisis ini. Ya, karena inilah salah satu cara untuk menilai keberlangsungan suatu perusahaan dalam jangka pendek. Tapi perlu juga diwaspadai karena rasio ini juga rentang menyesatkan karena praktek akuntansi kreatif yang dilakukan pihak perusahaan atau pun akuntannya. Biasanya pada piutang dagang yang mungkin saja digelembungkan atau pun pada persediaan yang tidak direkap dengan benar. Baca juga : 35 Rasio Keuangan Terlengkap Sedunia!

Rumus Rasio Kas / Cash Ratio

Untuk bagian data kas dalam laporan keuangan biasa ditulis dengan kas dan setara kas, atau dalam bahasa Inggris ‘Cash and Cash Equivalent’. Bagian ini mencakup uang dalam bentuk tunai yang bisa digunakan langsung perusahaan dalam membiayai operasinya atau pun dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Itulah sebabnya mengapa cara menghitung rasio ini dengan membaginya dengan uatang lancar atau jangka pendek.
Rasio Kas = Kas dan Setara Kas / Utang Lancar (Liabilitas Jangka Pendek)
Letak masing-masing adalah untuk kas dan setara kas dalam kelompok aset atau aktiva perusahaan, sedangkan untuk utang lancar ada dalam kolompok laporan liabilitas emiten.

Pengertian Kas adalah

Kas dan setara kas termasuk kas, kas di bank (rekening giro), dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat penempatan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya. Itu salah satu defenisi yang disebutkan dalam LK LPCK. Jadi, baik itu kas yang sedang dipegang atau pun yang bentuknya simpanan di bank, maka itu disebut dengan kas. Dan sifatnya adalah disimpan untuk jaga-jaga bila sewaktu waktu dibutuhkan, itulah sebabnya tidak difungsikan sebagai jaminan apa pun. Selain itu, penggunaannya juga tidak dibatasi, baik itu untuk kepentingan operasional atau mungkin untuk melunasi utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Sekedar memberitahukan juga, kalau bentuk dalam catatan keuangan dari kas dalam laporan keuangan emiten umumnya menampilkan daftar simpanan di berbagai bank, baik itu dalam bentuk rupiah atau pun dollar. Rasio kas ini juga hanya mempertimbangkan kas dan tidak menghitung persediaan serta piutang dagang. Faktanya, hanya sedikit industri yang memiliki kemampuan kas yang cukup untuk membayar utangnya tanpa harus menghitung penjualan persediaan atau pn mengkonversi piutang yang dimiliki menjadi kas. Baca juga : Cara Download Laporan Keuangan di Situs BEI

Contoh Rasio Kas / Perputaran Kas

Diketahui, Pada laporan setahun penuhnya untuk tahun 2017, PT Lippo Cikarang Tbk memiliki kas dan setara kas sebesar Rp578,7 milyar. Adapun jumlah Liabilitas jangka pendenya adalah sebesar Rp1.743 triliun. Pertanyaannya: Berapakah nilai rasio kas dari LPCK? Jawabannya:rumus rasio kas Rasio kas LPCK adalah = Kas dan Setara Kas / Liabilitas Jangka Pendek = Rp578,7 milyar / Rp1.743 triliun = 0,33 kali atau 33% Jadi Cash Ratio LPCK adalah 0,33 kali. Maksudnya atau cara membacanya, bahwa rasio kas LPCK saat ini hanya mampu menutup 33% dari kewajiban lancarnya. Artinya, jika seandainya LPCK diharuskan melunasi utang jangka pendeknya waktu itu maka ia hanya bisa membayarnya 33% saja dari totalnya. Dengan demikian, bisa kita katakan kalau LPCk ini masih tergolong beresiko dan kurang baik untuk ukuran likuiditas yang sehat dan seharusnya. Mengenai berapa nilai rasio kas yang bagus atau baik untuk ukuran tiap perusahaan, silahkan miliki kalkulator saham yang saya sebut di atas karena di dalamnya sudah dijelaskan juga. Yang jelas, semakin tinggi nilai kas ini maka akan semakin baik. Tapi bila terlalu tinggi juga, misalnya sampai 5 kali ke atas, maka akan dianggap bahwa perusahaan kurang efektif mendayagunakan asetnya karena terlalu banya dana yang menganggur. Efek dari terlalu banyak dana kas juga akan berakibat pada perolehan penjulan dan laba nantinya. Tentunya, ini juga akan berujung pada rasio-rasio lainnya, seperti EPS, PER, NPM dan lain sebagainya. Baca juga: 2 Cara Menilai Saham Murah atau Mahal

Tujuan Cash and Cash Equivalents Ratio

Sederhananya, kita menghitung rasio kas ini untuk mengetahui seberapa amankah likuiditas dari suatu perusahaan. Namun, sebagian ahli mengkritik bahwa cash ratio ini lebih berorientasi pada keadaan kas masa lampau dan tidak terlalu membantu melihat permasalahan kas yang mungkin terjadi di masa akan datang atau periode selanjutnya. Jika posisi arus kas suatu emiten menunjukkan pendapatan jangka pendeknya tidak cukup untuk menutupi pengeluaran jangka pendek, maka bisa dikatakan bahwa perusahaan tersebut beresiko likuiditasnya. Dengan kata lain, rasio ini untuk memahami bahwa jika seandainya perusahaan dipaksa melunasi kewajiban lancarnya seketika maka seberapa mampukah ia melunasinya dengan hanya menggunakan kas saja, tanpa harus menjual aset yang ada. Salah satu solusinya adalah dengan menetapkan standar rasio kas yang pas untuk perusahaan itu sendiri (karena tiap sektor dan usaha memiliki tingkat rasio yang berbeda-beda). Selain itu, melakukan evaluasi rutin terhadap proyeksi arus kas dan arus kas aktual juga jadi solusi untuk mengatasi masalah likuiditas suatu bisnis. Di samping itu, selalu mengawasi kapan waktu jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan juga akan semakin mengamankan kesehatan kas karena akan selalu diusahakan stabil porsinya. Selain ini, ada lagi 2 rasio penting yang juga wajib jadi perhatian setiap trader saham yang melakukan analisa secara mandiri, yaitu rasio cepat (quick ratio) dan rasio lancar (qurrent ratio). Kedua rasio tersebut juga sama pentingnya dalam menilai likuiditas sebuah perusahaan apakah perusahaan tersebut tergolong aman atau tidak untuk jangka waktu kurang dari setahun. Sebenarnya mudah saja kalau kita menghitung dari laporan tahunan, tapi yang jadi persoalan bagaimana kalau laporan keuangannnya dari triwulan / kuartal 1, 2, dan 3 (I, II, III)? Nah, buat yang masih bingung dengan rumus seperti ini, wajib Download Kalkulator Saham Excel yang sudah saya buat. Di dalamnya tidak hanya berisi rasio yang kita bahas sekarang ini, tapi ada total 35 rasio finansial dari total 5 kelompok penilaian rasio keuangan, yaitu profitabilitas, efektivitas, solvabilitas, likuiditas, dan valuasi dari saham itu sendiri. Menariknya, hasil perhitungannya SEMUA OTOMATIS. Jadi tinggal masukkan data dari laporan keuangan maka hasilnya akan langsung menyesuaikan dengan data LK tersebut. Selain itu, dalam menghitung cash & cash equivalent ratio anda juga harus bisa menyesuaikan dengan pembulatan yang digunakan dalam penyajian finansial statement dari emiten tersebut, apakah ribuan, ratusan ribu, atau jutaan. Intinya, semua persoalan pemula dalam menganalisa saham secara mandiri bisa terjawab dengan produk kalkulator saham tersebut. Bila ada pertanyaan terkait rumus rasio kas atau perputaran kas ini, silahkan komentar di bawah. Termasuk apa pengertian cash ratio dan yang terkait dengannya. Salam berkah dari Analis Saham Syariah!
Share this

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: