Pengertian Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya. Adapun analisis dan rumus serta contoh soal rasio likuiditas, mari kita ulas satu per satu.
Dalam analisis laporan keuangan, tepatnya dalam dunia trading saham, sebenarnya ada 5 macam rasio berdasarkan pengelompokan tujuaannya. Ke-5 rasio tersebut adalah:
- Rasio Profitabilitas / Rentabilitas
- Rasio Likuiditas
- Rasio Aktifitas
- Rasio Solvabilitas
- Rasio Valuasi / Harga Pasar
(Kelima rasio di atas sudah saya buat kalkulatornya, namanya
KALKULATOR SAHAM EXCEL SUPER LENGKAP, silahkan di download jika berminat!)
Kenapa saya katakan super lengkap? Ya, karena ada
total 35 rasio keuangan OTOMATIS di dalamnya, ditambah
analisis Growth dan Trend yang juga ditampilkan otomatis begitu data dari laporan keuangan diinput.
Dan belum cukup sampai disitu, di dalamnya juga masih terdapat
penjelasan berapa nilai rasio yang bagus untuk tiap 35 rasio tersebut, termasuk rasio yang anda pelajari sekarang.
Nah kembali ke laptop!
Dan yang kedua disebut di atas yang akan jadi fokus pembahasan
Analis.co.id kali ini. Tentunya semua materi terkait rasio tersebut, seperti apa pengertiannya menurut para ahli, bagaimana rumus dan contoh soal analisis rasio likuiditas-nya, serta jenis rasio apa saja yang termasuk di dalamnya.
Jika suatu perusahaan ingin kita ketahui sejauh mana bobot atau persentase kasnya terhadap kewajiban lancarnya, maka itu artinya kita ingin tau kemampuan cash liquidity dari perusahaan tersebut jika sewaktu-waktu ia harus melunasi kewajiban lancarnya dengan hanya menggunakan kas yang ada.
Semakin tinggi nilainya tentu semakin baik likuiditas perusahaan tersebut.
Tapi, perlu diketahui juga bahwa nilai kas yang terlalu tinggi juga bisa menjadi penilaian buruk bagi para investor saham, karena mereka akan menilai bahwa terlalu banyak dana yang menganggur dalam kas dan akan mempengaruhi labanya di periode selanjutnya.
Nah itulah salah satu contoh rasio likuiditas, yakni cash ratio, yang juga akan dibahas di artikel ini. Tentunya agar teman2 yang sedang menyusun makalah, skripsi atau pun mau belajar melakukan analisa fundamental bisa mendapat ilmu yang cukup terkait rasio keuangan ini.
Baca dulu:
2 Cara Menilai Saham Murah atau Mahal
Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Para Ahli adalah …
“Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. (Hanafi, 2009: 74)
“Liquidity ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendeknya.” (Weston dalam buku Kasmir, 2013)
Adapun pengertiannya secara umum adalah:
“Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya.” (Subramanyam, 2010)
“Likuidasi adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.” (Munawir, 2010)
Dengan demikian dapat dipahami bahwa rasio ini menitikberatkan pada tingkat kemampuan manajemen suatu perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya manakala ditagih atau jatuh tempo kewajibannya.
Jenis Rasio Likuiditas
Secara umun, banyak pakar (termasuk Kasmir) hanya menyebut 3 jenis rasio likuiditas saja yang masuk dalam kelompok rasio ini. Namun, jika ditinjau secara menyeluruh, maka ada 5 macam rasio yang tercakup di dalamnya, yaitu:
- Rasio Kas (Cash Ratio)
- Rasio Lancar (CR -Current Ratio)
- Rasio Cepat (QR – Quick Ratio / Acid-test Ratio)
- Rasio Modal Kerja dengan Total Aset (WCTA – Working Capital to Total Asset Ratio)
- Rasio Interval Keberlangsungan (DIR – Defensive Interval Ratio/Period / DIP)
3 rasio yang disebut pertama adalah rasio penting yang tidak bisa dilewatkan dalam melakukan analisis rasio likuiditas suatu emiten, sedang 2 yang disebut terakhir adalah berdasarkan pendapat dari pakar yang berbeda.
Sekali lagi, jika ingin dapat rumus langsung dalam file excel semua rasio di atas, silahkan
Download Kalkulator Saham Excel yang dibuat langsung oleh Analis Saham Syariah, Zulbiadi Latief.
Rumus dan Contoh Soal Rasio Likuiditas serta Analisisnya
Sekarang mari kita jelaskan satu per satu bagaimana rumus rasio likuiditas dari berbagai macam rasio yang sudah disebut di atas.
Dan untuk melengkapi penjelasannya penulis akan berikan contoh dan analisisnya juga.
1. Rasio kas
Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas dan setara kas dari suatu perusahaan dibandingkan dengan dengan utang lancar yang dimilikinya.
Maksudnya, analisis rasio kas ini bertujuan untuk mengetahui sebesar apa jumlah kas yang dimiliki dan mampu dibayar suatu emiten jika sewaktu-waktu ditagih atau jatuh tempo utang jangka pendeknya.
Jika rasionya 1 kali atau antara kas dan utang lancar sama banyak, maka itu artinya perusahaan tersebut mampu membayar dengna baik utang jangka pendeknya.
Jika kurang atau dibawah dari 1 kali, misalnya hanya 0,7 kali, maka bisa saja liquidity perusahaan tersebut dapat terganggu sewaktu-waktu.
Hanya saja, bukan berarti bahwa rasio kas di bawah 1 kali menandakan kalau manajemen kasnya buruk karena setiap sektor punya standar rata-rata kas sendiri dan bisa jadi kurang dari 1 kali masih dianggap wajar.
Dan bila nilainya kebanyakan, anggaplah sampai 5 kali dari jumlah utang lancarnya, maka efeknya juga bisa negatif karena investor bisa menilai kalau perusahaan tersebut terlalu banyak menyimpan dana tak terpakai yang tentunya berpengaruh pada kinerjanya di periode selanjutnya.
Adapun rumus rasio likuiditas ini adalah:
Cash Ratio = Cash & Cash Equivalent / Total Current Liabilities
Atau,
Rasio Kas = Kas dan Setara Kas / Utang Lancar (Liabilitas Jangka Pendek)
Lebih lengkapnya mengenai contoh soal rasio ini, silahkan baca disini:
Menghitung Rasio Kas
2. Rasio Lancar
Menurut pengertian Kasmir (2014: 119) bahwa:
“Rasio lancar adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban lancar atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.”
Jadi rasio ini bertujuan untuk mengetahui sebanyak apa aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan jika dibandingkan dengan utang lancarnya.
Nilai proporsional (1 kali) dari rasio ini adalah yang terbaik. Terlalu rendah, misalnya di bawah 0,4 kali saja, maka dianggap kurang aman liquidity-nya, sedangkan jika terlalu tinggi, anggaplah di atas 3 kali maka itu juga kurang bagus karena mengindikasikan banyak pos-pos aset lancar yang berlebih.
Rumus rasio lancar adalah:
Current Ratio = Total Current Assets / Total Current Liabilities
Atau
CR = Aset (Aktiva) Lancar / Utang (Liabilitas) Lancar
Selengkapnya soal contoh soal dan analisisnya baca di sini:
Contoh Soal Rasio Lancar dan Analisisnya
3. Rasio Cepat
Merujuk pada pendapat Kasmir lagi, soal pengertian rasio ini, bahwa rasio cepat adalah:
“Rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancarnya tanpa melibatkan nilai sediaan (inventory).”
Dalam bahasa Inggris, rasio ini disebut juga dengan
Quick Ratio dan disingkat dengan QR.
Dan yang membedakan dengan rumus rasio likuiditas sebelumnya adalah dimana aset lancarnya tidak dihitung menyeluruh, tapi terlebih dahulu dikurangi dengan jumlah persediaannya atau inventory-nya.
Simak rumusnya berikut ini:
QR = (Current Assets – Inventories) / Current Liabilities
Atau,
QR = (Total Aset Lancar – Persediaan) / Total Liabilitas lancar
Selengkapnya di sini:
Penjelasan Quick Ratio yang Baik dan Ilmu Lengkapnya
4. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset
Sering juga disebut dengan rasio WCTA yang merupakan singkatan dari Working Capital to Total Asset Ratio.
Adapun tujuan dari analisis rasio likuiditas modal kerja ini adalah untuk mengetahui tinggkat ketersediaan modal kerja perusahaan dibandingkan dengan total aset yang ia miliki.
Rumusnya adalah:
WCTA = (Current Assets – Current Liabilities) / Total Assets
Penjelasan panjang mengenai jenis rasio likuiditas ini sudah dijelaskan di halaman ini:
Interpretasi dan Analisis Working Capital to Total Assets Ratio
5. Rasio Interval Keberlangsungan
Dalam bahasa Inggris disingkat dengan DIR – Defensive Interval Ratio atau DIP yang mana kata Ratio di akhirnya menggunakan ‘Period’. Atau bisa juga disebut dengan Basic Defense Interval (BDI).
Rasio Defensive Interval Ratio ini sering kali dipakai dalam analisis suatu emiten guna mengetahui tingkat kemampuan keberlangsungannya dalam melaksanakan operasi tanpa adanya ‘campur tangan’ arus kas dari pihak eksternal atau dengan hanya mengandalkan aset lancarnya.
Lebih tepatnya, rasio ini mengukur berapa lama jangka waktu suatu perusahaan bisa meneruskan operasinya dengan hanya mengandalkan aktiva lancar yang dimilikinya.
Umumnya rasio DIR ini ditampilkan dengan jumlah hari, yakni menampilkan berapa hari kemampuan suatu perusahaan bertahan dalam membiayai operasional usahanya berdasarkan aset lancar yang dimilikinya, tanpa melibatkan arus kas dari pihak eksternal. Lengkapnya baca :
Ulasan Lenkap Rasio Defensive Interval Ratio
Sekali lagi, semua rumus excel dan cara perhitungan dari rasio di atas sudah tersedia dalam kalkulator saham yang saya buat, silahkan
Download Disini.
Sepertinya sudah selesai kita bahas apa itu pengertian rasio likuiditas, contoh soal rasio likuiditas dan jenis-jenis serta analisisnya. Sedangkan jika ingin tau rumus selengkapnya bisa dengan memiliki kalkulator saham-nya, atau kunjungi tiap tautan yang tertera di atas. Salam trader syariah!
Related