Manajemen Resiko Investasi: 7 Cara Mengatasi Kerugian Saham

Investasi saham dikenal juga dengan investasi yang ‘High risk, high return’. Nah, artikel cara mengatasi kerugian saham ini akan menjawab jargon dari resiko investasi tersebut. Maksud dari ‘high risk high return’ adalah bahwa jika kamu berinvestasi saham maka besar kemungkinan kamu akan mengalami kerugian. Namun sebaliknya, dari saham ini kamu juga akan berpeluang mendapat untung berlipat. Salah satu tokoh paling terkenal yang mampu merealisasikan imbas high return ini adalah siapa lagi kalau bukan Warren Buffett. WB dikenal dengan juga dengan bapaknya value investor dunia, yakni orang yang membeli saham berdasarkan analisa fundamental perusahaannya. Dalam ulasan kali ini Analis akan menjawab beberapa pertanyaan, seperti bagaimana cara mengatasi resiko investasi saham?, cara meminimalisir kerugian dalam bermain saham?, dan sebagainya yang terkait dengan persoalan tersebut. Perlu diketahui, bahwa siapa pun dia dan seberapa banyak pun ilmu yang telah ia dapat dalam teori bermain saham, maka bisa dipastikan kalau ia tetap akan mengalami kerugian dulu di awalnya, entah itu banyak atau sedikit. Kenapa demikian? Ya, kerena seseorang yang ingin naik tingkat ke tahap master dalam trading saham tidak hanya butuh ilmu, tapi juga pengalaman. Bahkan nih, syaratnya jadi master dalam saham kurang lebih sama dengan syarat beli properti. Kalau di dunia broker properti sering dikatakan bahwa syarat beli properti itu ada 3, pertama lokasi, kedua lokasi, dan ketiganya juga tetap sama, yaitu lokasi. Nah, kalau di dalam dunia trading saham, syaratnya untuk berhasil hampir sama dengan di atas, walau sedikit beda, yaitu pertama ilmu, yang kedua adalah pengalaman, dan yang ketiga pengalaman lagi. Inilah sebenarnya porsi yang pas agar lambat laun bisa terhindar atau paling tidak meminimalisir kerugian bermain saham, atau teptanya resiko investasi, karena obligasi, reksadana, emas dan lainnya juga termasuk di dalamnya. Jadi, dalam bermain saham Jangan puas dulu, di atas baru intronya. Memang kalau saya menulis tutorial, apalagi kalau dari pengalaman saya sendiri, selalu memberikan pemahaman awal dulu biar pembaca mudah menangkap maksudnya. Oke, sekarang kita masuk ke materi inti anak-anak! Jadi mirip anak kualiahan jadinya ya? he he.

7 Cara Mengatasi Kerugian Saham

Maksud dari judul di atas sebenarnya adalah cara mengatasi turunnya harga saham. Apa yang seharusnya dilakukan untuk menghindarinya atau mengatasinya jika itu terjadi. Istilah kerennya adalah manajemen investasi ala trader saham. Berikut 6 tips yang saya maksud:

1. Mulai main saham dari dana sedikit dulu

Sudah saya sebutkan di atas bahwa untuk bisa jago main saham maka seorang pemula butuh waktu kurang lebih 1-2 tahun wara-wiri di pasar saham. Waktu 2 tahun tersebut tentunya bukan hanya digunakan untuk tau istilah-istilah dalam bermain saham, tapi untuk menimba pengalaman sebanyak mungin. Tujuannya untuk apa? Ya, biar tau kondisi yang sebenarnya dari pasar saham. Jadi, bisa ngeh kapan sebaiknya mulai beli saham dan kapan waktunya mulai jualan saham. Karena yang namanya trader saham semua pasti pernah mengalami yang namanya rugi dan harus cut loss saham yang ia pegang. Hanya saja, bedanya, kalau yang sudah pengalaman bisa tau kapan waktunya cut loss dan kapan harus tetap memegang saham yang lagi turun. Sedang bagi yang masih pemula, besar kemungkinan jika suatu waktu saham yang ia pegang turun dan turunnya hanya kerena isu dan rumor saja, maka bisa saja ia langsung menjualnya. Dan jika itu yang dilakukan, maka itu artinya ia merealisasikan kerugian yang tidak seharusnya terjadi. Atau bisa juga, saham yang telah ia hold lama dan kerena ada kondisi dimana fundamental perusahaan bermasalah dan tidak ia ketahui, maka bisa saja ia tetap memegang sahamnya, padahal dalam kondisi seperti itu seharusnya ia menjual saham tersebut saat itu juga. Jika dua kondisi di atas terjadi, jika seandainya kamu langsung trading saham dengan uang banyak, anggaplah 100 juta, maka bisa dipastikan rugi yang kamu alami tidak sedikit tentunya.
Tapi coba kalau mulainya dari dana kecil dulu, misal 10 juta dulu, maka kalaupun rugi banyak (anggaplah 50%), tetap saja tidak seberapa dan itu pun bisa kamu anggap sebagai biaya belajar saja untuk bisa naik tingkat menjadi master trading saham yang berpengalaman.
Jadi itulah alasannya kenapa harus dengan dana kecil dulu. Dan jangan bilang ‘Wah, kok harus 2 tahunan sih proses belajarnya?” karena bagaimana kalau saya juga balik tanya: “Pilih mana, belajarnya lama tapi akhirnya jago juga, atau mau cepat tapi ujung-ujungnya bangkrut dan langsung keluar dari trading saham? Tentu pilih yang pertama kan? Saya sengaja memasukkan ini sebagai tips awal karena belajar dari pengalaman banyak trader juga. Faktanya, banyak yang akhirnya berhenti trading karena menganggap bahwa investasi saham itu merugikan karena lebih sering rugi dari pada untung menurutnya. Padalah, memang seperti itulah yang harusnya terjadi bagi seorang pemula dalam jual-beli saham, ya harus belajar rugi dulu di awal. Jadi gak ada tuh, orang baru main saham langsung untung terus. Jangankan kamu yang baru seumur jagung di pasar saham, orang yang ibaratnya sudah banyak makan garam pun akan ada waktunya ia juga mengalami kerugian. Tapi yang kita lihat kan hasilnya, bukan prosesnya. Bukan begitu?

2. Beli bertahap untuk meminimalisir resiko investasi

Ini juga salah satu strategi cara menghindari kerugian saham yang tidak diketahui banyak newbie. Umumnya mereka menganggap bahwa kalau investasi saham itu sekedar cari saham yang harganya murah saja, kemudian beli dan ditinggal tidur. Padahal nih, sering sekali terjadi, saham yang sudah sangat murah sekalipun bisa saja tetap akan berlanjut turun, bahkan turunnya lebih dalam lagi dari yang kita perkirakan. Jika keadaan seperti ini terjadi, jika penurunan tersebut memang karena faktor gejolak pasar saja dan bukan kerena faktor fundamental perusahaannya, maka jika kamu dari awal sudah menerapkan strategi beli bertahap ini maka kamu akan tetap tenang-tenang saja. Terus, bagaimana cara melakukan beli saham bertahap ini? Caranya mudah sekali… Jadi setelah kamu menemukan saham yang layak beli, anggaplah kamu sudah melakukan analisa fundamental yang mendalam dan sudah mempertimbangkan segala aspeknya, selanjutnya kamu tinggal menentukan kira-kira berapa dana yang akan kamu gunakan untuk membeli saham tersebut dan kemudian bagi jadi beberapa bagian.
Tujuannya, jadi tiap bagian dana tersebut digunakan untuk membeli saham yang sudah diincar setiap kali harganya turun.
Maksudnya bagaimana pak Zul? Nah, biar lebih mudah pahamnya, saya berikkan contoh penerapannya saja: Ini saya ambil contohnya langsung dari saham ASII di bulan Maret 2018 ini. Jadi kebetulan, setelah ASII naik banyak dari harganya 7.650 an per lembar di awal September 2017 hingga menyentuh level 8.725 an di akhir Januari, kemudian mulai mengalami penurunan di bulan Februari dan Maret 2018.cara mengatasi kerugian dari saham Mungkin trader sudah merasa bahwa harga 7.850 pada 8 Maret 2018 tersebut sudah waktunya belanja. Hanya karena masih ragu-ragu apakah sahamnya akan berlanjut turun atau tidak, jadi total dana yang dianggarkan untuk membeli ASII ini dibagi dalam 3 tahap. Misalnya, ini contoh lho, saya berniat beli saham ASII dengan modal Rp30 Juta, maka itu artinya saya akan beli bertahap senilai Rp10 juta sebanyak 3 kali. Dan sebagai tahap awal saya membeli ASII ini dengan menggunakan Rp10 juta dulu. Bila beberapa hari atau minggu kemudian ternyata harganya tidak berbalik naik, tapi malah lanjut turun, maka barulah menggunakan dana tahap kedua. Dan kebetulan waktu itu sempat turun menjadi 7.275 jadi bisa mulai masuk lagi dengan dana 10 juta untuk tahap keduanya (istilahnya average down). Nah, tinggal tunggu bila ternyata harganya tidak turun lagi, tapi berbalik arah dan naik, maka dana 10 juta yang terakhir bisa digunakan untuk belanja lagi (istilahnya average up), atau bisa juga ditahan untuk jaga-jaga kalau ada saham lain yang turun. Dengan melakukan strategi beli bertahap ini maka kamu sudah melakukan salah satu cara mengatasi resiko investasi saham yang tepat. Selanjutnya adalah lakukan teknik Diversifikasi Diversifikasi dalam saham artinya melakukan penganekaragaman investasi saham. Ini bisa dilakukan dengan berbagai  cara dan jenis, di antaranya adalah:

3. Jangan investasi saham pada satu saham saja.

Seberapa yakin pun kamu pada saham yang akan kamu beli bahwa harganya akan naik dan tidak akan mungkin turun, tetap saja kamu tidak boleh menggunakan semua dana yang kamu miliki untuk membeli 1 saham itu saja. Kenapa? Ya, ini sudah jadi strategi umum yang disepakati semua trader dan analis (termasuk saya), bahwa membeli 1 saham saja untuk semua dana yang dimiliki resikonya sangat besar. Karena sejago apa pun kamu dalam trading saham tetap saja tidak bisa memastikan bahwa saham tersebut tidak akan turun. Selain itu, sebagus apa pun itu fundamental perusahaan, tetap saja ada faktor lain yang bisa membuat sahamnya turun, entah itu IHSG, kondisi ekonomi makro dan global, atau pun yang lebih parah kalau krisis terjadi, maka bisa dipastikan semua saham (tanpa kecuali yang fundamentalnya bagus pun) akan ramai-ramai berjatuhan. Jadi solusinya, usahakan dalam prtofolio saham yang kamu miliki minimal ada 3 saham yang berbeda di dalamnya. Kalau saya pribadi, minimal 5 saham dan maksimalnya 8 saham saja. Ya, kamu juga harus tetapkan angka maksimalnya, karena jika tidak kamu akan kerepotan mengawasi semua saham tersebut satu per satu jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan. Soal jumlah sebenarnya terserah masing-masing investor saham, yang penting tidak 1. Itu saja! Jika kamu sudah melakukan cara mengatasi rugi saham di atas maka kamu sudah bisa meminimalisir jumlah kerugian asetmu. Perbandingannya begini, misal kalau kamu hanya beli 1 saham saja dari semua danamu (anggaplah 100 juta) dan ternyata turun 50% nilainya, maka total penurunannya adalah 50 juta. Tapi kalau mislanya kamu punya modal 100 juta dan beli 5 saham dengan porsi yang sama (masing-masing 20 juta) dan kebetulan ada beberapa yang turun, anggaplah 2 saham turun dan masing-masing 30%, maka total kerugiannya hanya 13% lebih. Tentunya masih lebih baik dari pada rugi dari 1 saham saja kan?.

4. Beli saham dari sektor yang berbeda

Selain kehati-hatian dengan menetapkan jumlah saham yang dibeli, kamu bisa juga menerapkan cara mengatasi kerugian saham dengan membeli saham yang berbeda dari sektor yang berbeda-beda. Misalnya saja, di tahun 2018 ini saham batubara pada naik semua, maka yang kamu lakukan jangan semua dana digunakan untuk beli saham batubara saja, sekalipun itu dibeli untuk 5 saham batubara yang berbeda-beda. Caranya, ya mungkin beli 2 saham batubara saja buat jaga-jaga kalau ada salah satunya yang tidak naik atau naik tapi sedikit. Dan selebihnya, bagi ke sektor yang berbeda-beda, misalnya beli saham konstruksi 2, saham consumer 2 dan lainnya. Selama jumlahnya juga dibatasi. Tujuannya tentu untuk berhati-hati kalau sektor yang diunggulkan ternyata sahamnya berbalik turun kerena ada sentimen negatif yang muncul. Dan lagi-lagi seperti contoh di atas, kalau pun ada beberapa saham yang turun maka turunnya pun kalau ditotal tetap tidak seberapa. Ini pulalah yang banyak dilakukan manajer investasi untuk strategi mereka dalam cara mengatasi resiko investasi

5. Jangan menaruh telur di keranjang yang sama

Ini sebenarnya istilah, tapi kalau diterapkan dalam investasimu, termasuk dalam investasi saham, maka hasilnya juga tidak akan mengecewakan. Tidak menaruh telur di keranjang yang sama maksudnya kalau kamu mau lebih berhati-hati dalam berinvestasi maka bisa dengan tidak menggunakan semua dana investasi untuk satu instrument investasi saja. Maksunya lagi, kamu jangan hanya beli saham saja, sebagian danamu bisa kamu gunakan untuk investasi di tempat lain seperti reksadana, emas, tanah, atau pun properti. Tujuannya, bila misalnya kamu fokusnya di saham dan ternyata saham yang kamu beli hampir semuanya rugi karena faktor krisis, maka dana lainnya yang kamu gunakan berinvestasi di tempat lain (misal beli emas atau rumah) bisa kamu jual dan gunakan untuk melakukan average down saham yang turun. Atau bisa juga, dana tersebut tetap kamu biarkan pada investasi lain tersebut sehingga rugi yang kamu alami hanya di saham saja dan tidak pada semua dana investasimu.

6. Siapkan dana cadangan

Ini sebenarnya solusi lain dari strategi cara mengatasi kerugian saham nomor 5 di atas. Kalau di atas, kamu jaga-jaga dengan menggunakan sebagian dana untuk berinvestasi di sektor lain, di sini sebagian dananya tidak kamu gunakan sama sekali, tapi tetap disimpan. Di simpan di sini maksudnya bisa tetap di rekening bank yang kamu punya, atau bisa juga didepositkan ke dalam akun trading sahammu tapi tidak dibelikan saham sama sekali. Bentuk strategi dari cara ini adalah bila sewaktu-waktu terjadi gejolak di pasar saham yang membuat hampir semua saham turun, maka kamu bisa menggunakan dana tersebut untuk melakukan average down.
Mengenai jumlahnya bisa antara 20% hingga 30% dari total dana yang kamu miliki.
Jadi kalau misalnya kamu mau menyimpan 20% untuk jaga-jaga, maka 80% nya digunakan untuk beli saham semua saja. Tapi, itu pun sebaiknya tetap melakukan manajemen resiko investasi nomor 2 di atas, biar lebih aman lagi.

7. Cut Loss sebagai cara mengatasi resiko investasi

Soal ini sebenarnya sudah saya tulis artikelnya, silahkan baca artikel ini: pengertian cut loss dan strateginya. Dan sebagai penjelasan awal saja biar saya jelaskan sedikit dulu. Jadi cut loss ini sebenarnya pengertiannya ‘memutus atau menghentikan kerugian’. Maksunya adalah bila suatu waktu saham yang kamu beli ternyata harganya anjlok banyak dalam seketika, terutama karena fundamental perusahaannya berubah menjadi buruk atau karena perusahaannya bangkrut, maka mau tidak mau kamu harus menjual saham tersebut. Terus kamu Tanya nih, ‘Kan itu artinya kita rugi dong?” Iya, betul sekali, kamu akan mengalami kerugian.
Tapi, coba bayangkan, kalau ternyata perusahaannya bangkrut dan tidak bisa beroperasi lagi, maka bisa dipastikan sahamnya tidak saja turun banyak, bahkan bisa delisting atau tidak masuk lagi dari bursa saham, dan itu artinya kamu akan rugi 100%. Hayooo.. pilih mana?
Jadi jangan bilang kalau cut loss itu tidak bagus. Bagi saya tidak apa kalau harus cut loss mumpung ruginya masih sedikit. Dan kalau kamu jeli melihat saham yang fundamentalnya bagus dan kebetulan lagi trend naik saat itu, maka bisa saja dana yang baru saja kamu peroleh dari cut loss bisa berubah menghasilkan keuntungan dengan cepat. Cukup sudah sampai di sini (kayak novel aja!) ulasan panjang soal 7 cara mengatasi kerugian saham ini. Saya sebagai analis berharap anda semakin jago menerapkan cara mengatasi resiko investasi, biar semua bisa cuan berkali-kali lipat. Amin!
Share this
  1. waduh, kalo saya saat ini hanya memiliki 2 saham saja, saham AALI dan AGRO. karena saya baru mengenal Investasi Saham pada usia 17 tahun (3 SMK) dan diusia 18 tahun ini (saat ini) sudah memulai bermain saham dengan uang tabungan saya. Dan bahkan saya menggunakan teknik pinjam meminjam efek untuk membeli saham. bagaimana menurut anda,bpk/ibu yang telah berpengalaman didunia saham ini???

    • Sudah bagus sekali kalau baru usi 17 tahun sudah memikirkan dan melaksanakan aktifitas investasi. Saya salut dengan Anda.
      Hanya saja, manajemen investasinya perlu selalu diasah…. agar asetnya bisa terus berkembang. Tidak masalah dari uang tabungan asalkan bukan dari dana kebutuhan sehari-hari.

      Dan saran saya, lebih baik hindari teknik margin dalam transaksi saham. Pelan-pelan saja, sambil belajar… nanti hasilnya bisa lumayan. Dari pada utang dan harus menanggung resiko besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: