Belajar TrendLine Harga Saham: Uptrend, Downtrend dan Sideways

Ilmu Investasi, Panduan Pemula, Tutorial Saham
Sekalipun kamu seorang value investor dalam bermain saham bukan berarti hanya butuh ilmu analisa fundamental, tapi juga analisa teknikal trendline harganya biar tidak salah timing masuknya. Dalam artikel pengertian uptrend, downtrend dan sideway ini kamu akan belajar juga cara penerapannya. Trend atau trending sebenarnya berasal dari bahasa Inggris dan istilah ini sering digunakan dalam stock market di berbagai negara yang menggunakan bahasa tersebut. Trending artinya sedang cenderung. Dalam hal ini ada dua kemungkinan, apakah cenderung naik (uptrend), cenderung turun (downtrend) atau pun tidak ada kecenderungannya sama sekali (sideway). Dari paragraf ketiga di atas sepertinya sudah bisa dipahami apa defenisi dari ketiga garis trend harga saham yang akan kita bahas. Namun, tentunya butuh penjelasan lebih lanjut biar tau bagaimana maksudnya.

Pengertian Uptrend

Kata tersebut sebenarnya terdiri dari dua gabungan kata, yaitu ‘up‘ yang berarti ‘naik‘ atau ‘ke atas‘ dan ‘trend‘ yang berarti ‘cenderung‘.
Jadi, Uptrend adalah suatu keadaan dimana harga saham cenderung tampak naik dari waktu ke waktu, berdasarkan garis lurus yang ditarik dari titik terendahnya.
Uptrend ini bisa kita bilang sebagai sinonim dari kata Bulllish yang maknanya kurang lebih sama. Sedangkan defenisi dasar dari bullish sendiri adalah berasal dari kata ‘bull’ yang artinya ‘banteng’. Saat kondisi pasar sedang menunjukkan trend kenaikan, itu artinya si banteng atau si Bear sedang memainkan aksinya, dalam hal ini ia yang sedang memegang kendali pasar saham di bursa IDX.
Untuk mengetahui apakah sebuah saham sedang uptrend atau tidak maka ada syaratnya, yaitu harus ada sederetan atau sejumlah PEAK (puncak) yang tampak semakin tinggi dan TROUGH (lembah) yang juga terlihat semakin tinggi.
Karena di atas saya menyebut kata “sederetan atau sejumlah”, itu artinya cara mengetahui uptrend atau tidak maka harus ada lebih dari satu puncak atau pun lembahnya.
Artinya, untuk menentukan apakah sebuah saham lagi uptrend atau tidak maka minimal harus ada 2 puncak dan 2 lembah yang terlihat semakin tinggi. Semakin banyak jumlahnya maka akan semakin kuat sinyalnya.
Sampai di sini sudah paham pengertiannya? Kalau belum, silahkan perhatikan gambar berikut: pengertian uptrend-downtrend-sideway Coba perhatikan contoh trendline yang ada di sisi kanan gambar di atas. Pada puncak nomor 4 tampak lebih tinggi dari puncak nomor 2, dan lembah nomor 5 juga lebih tinggi dari lembah nomor 3. Jika kondisi di atas terjadi pada sebuah saham maka saat itulah kita bisa katakan kalau sahamnya lagi uptrend dan layak dikoleksi. Tapi, uptrend ini juga bisa berakhir jika ternyata pada chart atau grafik harganya menampilkan lembah selanjutnya yang lebih rendah dari lembah nomor 5. Sampai disini sudah bisa paham kan maksudnya? Hanya saja, untuk memutuskan kapan waktunya mulai beli saham, maka dasarnya bukan hanya dari trendline saja, tapi bisa juga dari dasar MACD atau Moving Average-nya. Contoh nih, banyak perusahaan sekuritas yang melihat dulu bagaimana MACD-nya dalam 50 hari, baru setelah itu membuat keputusan tradingnya. Bagi trader aktif (bukan value investor), terkadang dalam membuat garis uptrend maupun downtrend periode waktunya harian atau pun mingguan, bahkan ada yang dalam hitungan jam saja. Jadi lebih cepat keputusannya.
Akan tetapi, menurut StockCharts : The security is trading above its 20-day exponential moving average (EMA). Kurang lebih maknanya bahwa trading yang aman adalah bila EMAnya 20MA atau rata-rata pergerakan harga sahamnya menunjukkan di range 20 hari.

Pengertian Downtrend

Kurang lebih sama pengertiannya dengan Uptrend di atas, hanya saja kalau downtrend adalah suatu keadaan dimana harga suatu saham tampak cenderung turun, berdasarkan garis lurus yang ditarik dari titik tertingginya. Syaratnya pun demikian, dimana downtrend ini menunjukkan sederetan peak dan trough yang semakin rendah dari waktu ke waktu. Biar lebih jelasnya, perhatikan gambar grafik harga saham UNTR berikut ini. Gambar di bawah adalah salah satu contoh sederhana cara menilai saham yang sedang downtrend. Kenapa saya katakan sederhana? Ya, karena grafik yang saya gunakan bukan dari perdagangan saham langsung yang umumnya menggunakan indikasi seperti candle stick dan sebagainya. contoh saham downtrend Cara menarik garis trend saham di atas adalah dengan membuat garis dari titik penurunan terendahnya, kemudian menarik lurus ke bawah hingga menyentuh minimal 2 titik lembah penurunannya. Dari garis yang dibentuk pada gambar di atas, saham UNTR tersebut jelas sekali dalam keadaan downtrend karena ada 2 lebih lembah dan puncak yang tampak turun dari waktu ke waktu. Tentunya, kondisi harga saham seperti di atas menjadi indikasi bahwa sahamnya sedang tidak layak dibeli untuk saat itu. Mungkin kamu bisa mencari saham yang lain atau pun menunggu saham tersebut berbalik arah menjadi uptrend. Dan istilah lain dari downtrend dalam stock market global maupun lokal di BEI, ini sering juga disebut dengan kondisi saham Bearish. Kata bearish share market sendiri berasal dari kata ‘bear’ yang berarti ‘beruang’. Saat kondisi pasar sedang menunjukkan trend penuruan, berarti beruang atau si Bear sedang memainkan peranannya, dalam hal ini ia yang lagi sedang memegang kendali pasar yang turun. Jadi kalau ketemu dua istilah ini, yaitu bearish dan downtrend maka itu sama saja maknanya.

Defenisi Sideways Saham

Kalau yang di atas pergerakannya antara naik dan turun, maka istilah saham yang satu ini lain lagi. Pergerakannya tidak pada keduanya, tapi bergerak datar ke samping.
Sideways adalah kondisi pergerakan grafik harga saham yang cenderung naik-turun atau bolak-balik dalam rentang harga tertentu yang mana ia tampak bergerak menyamping dan tidak tampak naik maupun turun.
arti sideways dalam saham Di atas juga masih menggunakan cara paling gampang karena tidak harus login ke akun sekuritas, tapi langsung ketik di google saja. Pada titik-titik hitam di gambar contoh sidewasy dari saham BEST di atas menunjukkan kalau pergerakan harga sahamnya tampak disitu-situ saja dan tidak cenderung naik maupun turun. Jika kondisi seperti di atas terjadi maka yang dilakukan oleh seorang investor saham adalah dengan wait and see saja. Artinya, tinggal duduk santai menunggu dan melihat pergerakan harga selanjutanya dan tidak melakukan aksi jual maupun beli. Namun, pada semua istilah saham yang disebutkan di atas, seorang trader perlu memperhatikan bahwa rentang waktu yang digunakan bagi seorang trader yang beraliran growth investing dan value investing berbeda. Bagi growth investor yang tradingnya dilakukan harian maka rentang waktu yang digunakan dalam menilai apakah sebuah saham uptrend, downtrend atau pun sideway cenderung lebih cepat, bisa dalam hitungan jam, hari atau pun minggu. Tapi, bagi value investor seperti saya yangmana cara beli saham didasarkan atas analisa fundamentalnya (bukan berpatokan dari grafik harganya saja), maka sebaiknya rentang waktu yang digunakan untuk mulai membeli atau pun menjual sahamnya minimal dalam rentang bulanan, atau paling rendah pada range mingguan saja. Maksudnya apa? Jadi, kalau kamu menggunakan cara sederhana yang saya lakukan di atas, maka setelah kamu mengetik IDX:BEST (kode saham) di Google, klik range 1 bulan atau 3 bulannya untuk melihat trendline harganya kalau kamu beraliran value, atau klik range 1 hari atau 5 hari jika kamu alirannya growth. Bisa dimengerti kan? Sekalipun 3 trendline harga saham yang disebut di atas lebih umum digunakan dalam analisa teknikal oleh trader harian, tapi bagi value investor sebaiknya tidak mengabaikan hal ini karena efeknya besar sekali dalam mempercepat peningkatan aset investasi Anda. Mengapa bisa begitu? Bukannya kalau saham sudah murah bisa langsung dibeli? Karena menurut pengalaman saya selama menjadi analis saham, tidak selamanya saham yang sudah murah valuasinya, baik PER maupun PBVnya, tidak akan turun lebih lanjut lagi. Bahkan bisa saja penurunannya lebih dalam lagi dari sebelumnya. Soal ini baca: 7 Cara Mengatasi Kerugian Saham Jika demikian keadaannya maka kamu bisa mengalami kerugian yang lebih besar dan dipaksa cut loss dalam kondisi pasar atau IHSG yang belum tentu lagi downtrend. Bila ada pertanyaan soal pengertian downtrend, uptrend & sideway dan cara mengetahui uptrend saham, serta cara membuat garis trendline yang benar dalam mengambil keputusan trading yang tepat, silahkan berikan suaramu.
Share this

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: