Slogan ‘Yuk nabung saham!’ dari IDX (Indonesia Stock Exchange) atau yang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin booming saat ini. Tapi, bagaimana cara menabung saham di bank secara online atau resiko dan keuntungan cara bermain saham online? Nah, ini yang akan kita ulas tuntas di Analis.co.id
Pengertian nabung saham sendiri adalah dimana kita berinvestasi di pasar saham secara bertahap dan rutin, istilahnya ‘nyicil’, dan dalam jangka waktu yang lama tanpa memikirkan naik turunnya harga saham.
Bisa dibilang, ini adalah teknik investasi saham yang pasif dan mudah untuk orang-orang yang sibuk dan kurang paham soal analisa laporan keuangan, dimana kita kita lebih tenang karena tidak terbawa kondisi pasar yang tidak menentu.
Kalau saya sebutkan di atas kata ‘di bank’ (entah itu BCA, BRI, Mandiri, BNI dll) sebenarnya itu hanya menyesuaikan pencarian yang banyak diketik di Google, tapi sebenarnya itu keliru karena
tempat nabung saham bukan di bank, tapi di
Perusahaan Sekuritas yang jadi perantara jual-beli saham di bursa efek Indonesia. Mengenai cara buat akunnya, silahkan baca
Cara Membeli Saham Online bagi Pemula.
Satu lagi, kata ‘nabung’ sebenarnya maksudnya beda dengan kalau kita nabung di bank. Kalau menabung di bank kemungkinannya hanya 2, yaitu dananya tetap kalau nabung biasa dan bisa berkembang kalau didepositokan, tapi kalau nabung saham kemungkinannya danannya bisa stagnan, berkembang berkali-kali lipat (kalau harga sahamnya naik banyak) atau juga bisa rugi kalau beli saham yang ‘jelek’ dan harganya malah turun.
Dengar kata rugi jangan buruk sangka dulu karena semua ada ilmunya, termasuk investasi saham. Buktinya, saya mulai dari 2014 sampai sekarang gak rugi, malah untung. Belum lagi, Warren Buffett yang mulai dari $100 saja bisa jadi orang terkaya di dunia.
Cara Nabung Saham Online = Dollar Cost Averaging
Jadi maksud ajakan “Yuk nabung saham!” dari BEI sebenarnya mengajak kita melakukan investasi saham dengan teknik Dollar Cost Averaging (DCA).
Pengertian dari DCA sendiri sebenarnya adalah teknik membeli saham yang sama secara nyicil atau bertahap dan konsisten dengan jumlah rupiah yang sama setiap kali beli.
Lebih jelasnya, ketentuan dan cara nabung saham kurang lebih sebagai berikut:
- Mulai beli saham pada saat harganya jatuh, tapi fundamentalnya tetap mendukung. Kemungkinan jatuhnya hanya karena isu, rumor atau gejolak pasar jangka pendek akan lebih bagus lagi.
- Beli saham yang sama secara terus-menerus
- Saham yang dibeli dari perusahaan besar yang memiliki kinerja yang baik (minimal 5 tahun terakhir). Baca lagi kriterianya di bawah.
- Belinya bertahap
- Waktu belinya ditetapkan, misalnya per bulan atau per kuartal, tanpa memperhatikan berapa pun harganya, baik itu harganya lagi tinggi/mahal atau pun lagi murah/turun.
- Jumlah dana yang digunakan bisa sama setiap kali beli, tapi lebih baik beli lebih sedikit (lembar saham) saat harga naik dan beli lebih banyak saat harga lagi turun.
Sistem investasi saham bertahap dengan DCA ini berbeda dengan para trader saham pada umumnya karena kita
membeli saham bukan untuk tujuan dijual lagi dalam jangka pendek, tapi dibeli bertahap kemudian terus disimpan (tidak dijual) dalam jangka waktu lama, kalau perlu sampai 10 tahun lebih.
Target dari investasi cara nabung share/stock (bahasa Inggrisnya saham) ini juga beda dengan trader, yangmana tujuannya untuk dapat
dividen tiap tahun dari saham tersebut (kecuali setelah dimiliki lama dan akan dijual, maka barulah dapat keuntungan dari
capital gain (selisih antara harga beli dengan harga jualnya).
Contoh DCA seperti ini, misalnya kamu sudah menetapkan saham yang akan kamu miliki berdasarkan dari hasil riset yang telah kamu lakukan, anggap saja
saham ASII (
usahakan yang pertumbuhan labanya dari tahun ke tahun selalu konsisten atau malah berkembang. Kalau soal ini kamu harus tau teknik menganalisa laporan keuangan atau bisa juga minta bantuan saya untuk dibantu analisa dan dipilihkan saham yang cocok untuk ditabung – jasanya cuma Rp. 100.000). Selanjutnya, tinggal beli sahamnya secara rutin dan berkala.
Bukan tanpa alasan kenapa saya membuka jasa ini, karena slogan Yuk Nabung Saham sebenarnya ada syarat dan ketentuannya dari BEI, tidak bisa dipahami mentah-mentah. Kalau anda sampai salah memilih saham maka jangankan untung, malah anda akan rugi banyak dari saham. 100ribu tampak mahal, tapi jauh lebih mahal lagi kalau ‘nyangkut’ di saham berfundamental jelek.
Adapun tempat beli alias nabung sahamnya sudah saya sebutkan di paragraf kedua di atas, yang linknya soal cara membeli saham perusahaan.
Kriteria Saham yang Layak Ditabung untuk Jangka Panjang dari slogan “Yuk Nabung Saham”
Karena teknik menabung saham ini untuk jangka panjang, maka saham yang dipilih harus dari perusahaan yang sudah terbukti kinerjanya.
Nah, bagaimana cara mengetahuinya? Berikut beberapa yang harus diperhatikan:
- Pilih saham dari perusahaan yang sudah lama berdiri atau beroperasi. Contoh saham dari perusahaan yang sudah lama berdiri adalah PGAS / Perusahaan Gas Negara Tbk. yang konon sejak jaman Hindia Belanda (hanya saja saya tidak menyarankan PGAS untuk tujuan jangka panjang karena harganya tidak stabil)
- Manajemen perusahaannya dari orang-orang baik dan tidak pernah bermasalah. Ini penting untuk menghindari saham yang dibeli bangkrut dikemudian hari.
- Perusahaannya besar dan leader di sektornya. Contohnya, di sektor consumer ada saham INDF / Indofood Tbk. yang bisa dibilang ‘rajanya mi instan’.
- Belilah saham dari perusahaan terkenal alias dikenal banyak orang.
- Prospek usaha dan pertumbuhan laba jangka panjangnya menjanjikan.
- Labanya terus tumbuh dilihat dari data 10 atau 5 tahun terakhir.
- Bisnisnya sederhana dan mudah dimengerti.
- Sahamnya mempunyai liquiditas baik, kalau bisa yang masuk LQ45 (45 daftar saham terlikuid) saat pertama kali dibeli. Likuid maksudnya ramai ditransaksikan di pasar saham, jadi mudah setiap kali mau nyicil belinya.
- Pilih beberapa saham yang memiliki fundamental bugus (labanya terus bertumbuh dalam 5 tahun terakhir), kemudian dari beberapa pilihan tersebut pilih satu yang paling terbaik.
- Grafiknya tampak terus tumbuh dari waktu ke waktu.
Jika Anda sudah pengalaman transaksi saham mungkin punya kriteria tambahan, tapi yang saya sebutkan di atas sudah layak dijadikan rujukan untuk mulai nabung stock.
Kriteria di atas juga sebagai bentuk manajemen resiko untuk sukses melipatgandakan aset di masa mendatang, untuk selanjutnya dinikmati atau diwariskan pada anak cucu.
Dan satu lagi, saran saya, kalau Anda muslim maka beli
saham syariah saja biar lebih berkah dan selamat dunia akhirat. Amin
Contoh Kongkrit Penerapan Cara Menabung Saham Secara Nyicil dan Hasilnya
Teknik ini bukan sekedar teori belaka, sudah banyak investor kawakan yang berhasil menerapakannya, bahkan mampu menjadi orang terkaya di dunia denga metode investasi ini.
Salah satu tokoh di bidang ini, Lucile Thomlinson, pernah melakukan penelitian mendalam mengenai investing strategy ini dari 1929 sampai 1952, dimana
hasilnya mampu mencapai 20% lebih setiap tahunnya. Tentunya ini lebih tinggi dari nilai keuntungan deposito di bank.
Tokoh lain yang juga melakukan ini adalah Warren Buffett yang mana ia melakukan strategi ini melalui dana yang masuk dari partnershipnya secara berkala. Salah satu contohnya misalnya ia membeli saham Coca-Cola secara bertahap mulai dari 1980-an, pada tahun 1990 harga sahanya naik dikisaran $4 per saham dan WB sudah mengoleksi kurang lebih $1 Milyar (bukan rupiah lho) saham Coca-Cola, dan kurang lebih 8 tahun setelahnya harganya naik menjadi $40 atau 10 kali lipat dari harga awalnya.
Dan karena WB secara bertahap terus mengoleksi saham CC ini, diketahui bahwa pada saat ini nilai investasinya di perusahaan minuman bersoda tersebut sudah mencapai $15 Milyar.
Karena kelihaian Warren Buffet ini pula lah yang mengantarkannya menjadi salah satu orang terkaya di dunia, bahkan pernah berada diperingkat #1. Dan taukah berapa modal awalnya? Ya, hanya $100 saja. Kalau dirupiahkan sekarang kira-kira waktu itu modalnya setara dengan 10 Jutaan. Luar biasa bukan?
Saham yang Tidak Layak Investasi Jangka Panjang
Kalau Anda berniat investasi jangka panjang dengan mengikuti slogan yuk nabung saham dari bursa efek Indonesia maka pastikan hindari beberapa kriteria saham ini
:
- Jangan beli saham yang grafik jangka panjangnya tidak menunjukkan kenaikan, salah satu contohnya adalah Perusahaan Gas Negara Tbk atau kodengan PGAS. Sekalipun sebenarnya saham ini dari saham ‘plat merah’ (saham pemerintah) yang fundamentalnya selalu bagus. Silahkan cek grafiknya di Google dengan mengetik PGAS langsung.
- Hindari investasi jangka panjang pada saham pertambangan (seperti batu bara, miyak bumi, emas dll.) Kenapa? Ya, karena saham tambang sangat dipengaruhi dengan harga jual hasil pertambangan tersebut, sehingga kadang walau fundamentalnya lagi baik kalau isu harga produknya akan turun maka tetap saja harganya juga akan ikut turun.
- Hindari saham perkebunan (seperti kelapa sawit).Kurang lebih alasannya sama dengan di atas.
- Jangan beli saham yang dari kategori saham tidak likuid atau jarang ditransaksikan karena selain sulit beli nyicil, jualnya juga bisa sulit kalau misalnya tetap tidak ramai saat sudah dipegang lama. Terkadang juga, saham ini votalitas atau naik turun harganya tidak stabil.
- Haram beli ‘saham gorengan’ untuk jangka panjang. Kenapa? karena jenis saham ini cenderung naiknya bukan karena perusahaannya memang bagus, tapi karena sengaja ‘dikerek’ agar harganya naik dengan metode tertentu.
- Laba tidak stabil. Ini cenderung sama dengan poin 2 dan 3 di atas karena memang saham tersebut harganya fluktuatif dan jangka panjangnya kurang bagus.
Secara garis besarnya, itulah kriteria saham yang harus dihindari kalau mau invest untuk jangka panjang di atas 5 tahunan.
Kalau masih bingung silahkan konsultasi langsung dengan saya via telepon : 085255877760 (senin-jumat setelah magrib, sabtu-minggu boleh siang & malam, biaya seiklasnya, minimal 50ribu untuk 15 menit)
Penerapan Strategi Cara Menabung Saham Online dan Analisa Saham yang Layak Ditabung
Penjelasan ini tidak akan lengkap kalau hanya dengan kata-kata saja, perlu ada penjelasan lebih lanjut dengan gambar.
Saham yang penulis pilih dan akan dianalisa kali ini adalah saham dari salah satu perusahaan distributor alat berat sekaligus tambang batu bara, yaitu
PT. United Tractors Tbk. (kodenya di BEI adalah
UNTR).
Berikut ini adalah gambar grafik dari saham UNTR. Bisa dilihat dengan jelas pertumbuhannya yang signifikan:
Selain UNTR ada lagi saham lain yang bisa anda tabung, silahkan baca :
10 Saham yang Cocok Investasi Jangka Panjang
Penjelasan Nabung Saham Online (sesuai gambar di atas):
Saham UNTR di atas adalah salah satu contoh dan bahkan rekomendasi untuk saham yang layak ditabung untuk jangka panjang.
Salah satu alasan kuatnya, sesuai dengan kriteria yang sudah saya sebutkan di atas, adalah
karena grafik harga saham jangka panjangnya terus naik.
Walau ada penurunan pada titik merah yang ditandai di atas, tapi itu hanya pada jangka pendeknya saja, sedang untuk jangka panjang 5 tahunan terus tumbuh.
Adapun
‘titik merah’ yang saya tandai pada gambar di atas adalah waktu terbaik untuk mulai membeli saham UNTR, karena pada waktu tersebut harganya lagi turun. Berdasarkan data, titik merah tersebut terjadi pada 23 Desember 2016, 19 Mei 2017, kemudian 24 November 2017, dan sepertinya saat ini pada tanggal 9 Februari 2018 sahamnya akan mengalami koreksi lagi.
Adapun kalau kita lihat dari waktu berdirinya perusahaan United Tractors, perusahaan ini mulai
berdiri sejak 13 Oktober 1972. Menurut pendapat saya sebagai analis, perusahaan tersebut layak dijadikan investasi jangka penjang, selama hasil analisa fundamentalnya juga mendukung.
Penjelasan singkat di atas baru dari sisi grafiknya dan tahun berdirinya. Sekarang kita coba analisa dari segi fundamentalnya:
Dividen Yield UNTR untuk rata-rata 5 tahunnan sekitar 3,29% dibanding dengan sektornya yang rata-rata hanya 2,32. Jadi kalau kamu mau cari yang rutin bagi dividen maka UNTR ini bisa jadi pilihan.
Jangan salah soal dividen yang hanya 2,32% karena jika kamu beli sekarang dan nanti harganya naik jadi 50ribu per lembar (sekarang 38.600 per lembar), maka 2,32 itu bisa setara dengan 4,2% karena harga sahammnya sudah meningkat 29,53% dari harganya semula. Dan ini belum menghitung keuntungan dari selisih harganya atau istilahnya capital gain.
Adapun dengan ROE (Return of Equity) dari UNTR jika dirata-ratakan untuk 5 tahun terakhir ini berada di rata-rata 14,53 dibanding dengan sektornya yang hanya 12 koma. Adapun untuk
10 tahun terakhir ROEnya rata-rata 19,14% Ini juga jadi indikasi baik untuk ditabung.
Dan bagaimana dengan labanya atau NET Profit Margin dari UNTR? Dari data didapatkan bahwa
NPM UNTR 10 tahun terakhir 14,3% dan 9,13 selama 5 tahun belakangan ini. Tentunya untuk kriteria perusahaan yang sehat dan mampu menghasilkan laba secara rutin maka UNTR ini juga layak dikoleksi dalam portofolio jangka panjang Anda.
Dan satu lagi saya tambahkan, bahwa UNTR ini adalah anak perusahaan dari Perusahaan Astra International. Lalu kenapa kalau induknya ASII/Astra? Asal tau saja, perusahaan besar yang kinerjanya paling bagus di BEI dan diakui hampir semua investor adalah Astra ini. Bisa dibilang rata-rata perusahaan yang dikelola si Astra ini hampir semua kinerjanya cemerlang sehingga banyak diburu investor.
Penjelasan soal UNTR di atas hanya satu dari sekian banyak saham yang layak dijadikan tabungan. Tapi kalau sudah buka akun dan berinvestasi, bukan lagi kompetisi atau simulasi, jadi harus berhati-hati.
Keuntungan dan resiko menabung saham
Apa pun itu, apalagi investasi pasti ada keuntungannya sekaligus resikonya. Memang saham dikenal sebagai investasi yang ‘high risk, high gain’, tapi apakah betul seperti itu? Mari kita simak.
A. Keuntungan
Sebenarnya dalam investasi saham itu ada juga alirannya, yaitu growth dan value investing. Untuk growth jangka tradingnya cepat sekali, bahkan ada dalam hitungan jam saja setelah dibeli langsung dijual. Tapi bagi value investor kadang waktunya minimal 3 bulan dan lamanya tidak ditentukan, kadang ada hingga 10 tahunan dan bahkan ada yang tidak pernah dijual sama sekali.
Nah, menariknya kalau memilih value investor dan memilih teknik menabung yang dikampanyekan oleh IDX adalah karena kita hanya butuh sekali melakukan analisa (itupun kalau kamu tidak bisa, bisa pakai jasa saya), dan setelah itu tinggal beli secara bertahap.
Jadi, saat menabung saham online kita tidak perlu di depan komputer terus dan tidak perlu was-was kalau harganya turun karena kita belinya pas harganya lagi murah dan selain itu kita juga masih bisa melakukan teknik averagedown, yaitu membeli kembali saham yang sama saat harganya turun untuk mendapatkan harga tengah.
Selain itu, keuntungan dari menabung saham adalah untungnya lebih banyak. Kalau trading harian paling 3% sekali menjual, itu pun kalau tidak lagi rugi dan dipaksa cut loss. Sedangkan kalau nabung untungnya bahkan bisa berkali-kali lipat dari modal awal kita karena semakin lama harga saham selalu naik secara bertahap.
Contoh, saham UNTR pada akhir September 2005 harganya baru Rp3.875 per lembar dan bulan Mei 2018 ini sudah Rp35.375 per lembar, jadi sudah hampir 10 kali lipat keuntungannya dan itu pun belum termasuk dividen yang diterima tiap tahunnya.
B. Resiko
Nah, selain ada keuntungan menabung saham pasti ada juga resikonya. Dan menurut hemat saya, resiko yang paling sering terjadi ketika investasi di
stock market adalah penurunan harga saham itu sendiri dan ketika
emiten yang dibeli sahamnya ternyata bangkrut dan terpaksa harus di-delisting dari bursa BEI.
Di samping itu, seringkali ada saham tertentu yang melakukan pelanggaran atau pun aksi korporasi yang tidak dibenarkan oleh aturan OJK yang kemudian di-suspend atau dihentikan perdagangannya.
Nah, bila itu terjadi biasanya investor hanya bisa menunggu sampai transaksi sahamnya dibuka lagi oleh BEI. Masih bagus kalau seminggu sampai sebulan, kalau berbulan-bulan tentu bisa memperlambat pertumbuhan investasi Anda.
Tapi keadaan seperti itu sebenarnya hanya bisa terjadi kalau kita salah memilih saham, seperti saham gorengan, saham dari perusahaan yang sedang rugi atau perusahaan yang kurang familiar dan histori kinerja laporan keuangannya tidak stabil dan lain sebagainya.
Makanya, perbanyak belajar dan konsultasi langsung dengan yang sudah berpengalaman. Dan pahami juga saham murah dan mahal itu seperti apa? tentunya belajar apa itu rasio
PBV dan
PER.
Setelah ini, tentunya anda sudah tau kalau kata-kata cara menabung saham di bank BNI, BRI, BCA, Mandiri, dan lain sebagainya adalah salah besar, karena tempatnya sama sekali bukan di bank, tapi melalui perantaraan perusahaan sekuritas.
Jika sekiranya saat ini Anda memang mencari cara nabung saham online karena slogan “Yuk Nabung Saham!”, maka ada baiknya lakukan
analisa fundamental pada saham lain lagi, atau kalau bingung gunakan jasa analisa saya, murah… cuma 100ribu sudah dapat analisa lengkapnya. Hubungi via laman
kontak.
Related
[…] itu, kalau mau nabung saham untuk investasi jangka panjang, tools ini juga bisa dimanfaatkan karena ada anlisa trend juga di […]
Selamat pagi saya mau tanya. Saya ada dana sekitar 2 juta. Pengen memulai untuk menabung saham. Rekening saya adalah di bank BNI. Yang saya tanyakan apakah BNI sekuritas bisa saya jadikan broker untuk menabung saham tersebut. Gimana menurut anda. Atau ada referensi broker yang lebih sesuai ? Terima kasih
Boleh saja memilih BNI sekuritas karena kebetulan juga dari perusahaan plat merah dan lebih aman. Tapi daftarnya tersendiri, mas harus daftar di sekuritasnya langsung, tidak lewat BNI.
Tapi kalau misalnya mau alternatif lain bisa juga, silahkan lihat di sini: https://analis.co.id/daftar-perusahaan-sekuritas.html