Rumus & Contoh Soal Operating Profit Margin + Pengertiannya Menurut Para Ahli

Sebelumnya kita sudah bahas apa dan bagaimana rumus NPM. Nah, sekarang masuk ke materi pengertian operating profit margin menurut para ahli dan contoh soal operating profit margin (OPM), termasuk juga cara menghitung dan rumus rasio laba operasi ini. Rasio yang dibahas Analis.co.id kali ini ditujukan untuk para trader saham syariah maupun konvensional, yang suka aliran value investing maupun growth investing, dan bahkan untuk para mahasiswa yang sedang menyusun makalah atau pun skripsi. Lengkap kan? He he! Jadi rasio OPM ini sebenarnya masuk dalam kelompok rasio profitabilitas atau yang sering juga disebut dengan rasio rentabilitas. Makasud dari rasio tersebut secara umum adalah untuk mengukur sebesar apakah laba yang dihasilkan dari perusahaan jika dibandingkan dengan penjualannya, baik itu dari laba usaha, laba bersih, atau pun laba kotor. Dan kebetulan, rasio operating profit margin ini adalah salah satu yang menjadi rasio penting di dalamnya. Dan bisa dibilang bahwa hampir semua analis melihat nilai ini dalam setiap kali melakukan analisa, termasuk saya. Baca juga : Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Tbk

Pengertian Operating Profit Margin Menurut Para Ahli

Sebelumnya mari kita terjemahkan dulu rasio ini ke dalam bahasa Indonesia. Operating Profit Margin pada dasarnya dari bahasa Inggris. Operating profit yang dimaksud di sini adalah laba operasi yang dihasilkan dalam periode tertentu, baik itu pada triwulan/kuartal 1, 2, dan 3 maupun setahun penuh atau tahunan.
Jadi maksud dari rasio OPM tersebut adalah rasio yang mengukur tingkat margin laba operasi perusahaan berdasarkan perbandingannya dengan pendapatan atau penjualan bersih yang dihasilkan.
Dalam halaman laporan keuangan emiten, letak operating profit ini berada di halaman Laba/Rugi, yakni setelah Gross Profit atau laba kotor. Adapun rinciannya, jadi setelah Laba Kotor dikurangi dengan 3 beban/biaya, maka dihasilkanlah laba operasi ini. Adapun 3 beban yang dimaksud adalah:contoh soal operating profit margin
  • Beban pemasaran dan penjualan
  • Beban umum dan administrasi
  • Penghasilan/beban lain-lain.
Nah, setelah dikurangi dari ketiga biaya di atas maka keluarlah hasil laba operasi ini. Atau sering juga disebut dengan laba usaha. Sedangkan nama lain dari laba operasi sendiri adalah EBIT yang merupakan singkatan dari Earnings Before Interest and Tax. Dalam bahasa Indonesia-nya kita artikan dengan Pendapatan sebelum (dikurangi) Bunga dan Pajak. Sudah punya gambaran soal OPM kan? Sekarang mari kita masuk ke defenisinya menurut para pakar. Rasio Operating Profit Margin adalah
“Rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba usaha dari penjualan bersih yang diperoleh dalam periode tertentu.” (Zulbiadi Latief, 2018) “Perbandingan antara laba usaha dengan penjualan atau yang biasa disebut dengan pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang diperoleh.” (Lukman Syamsuddin, 2009: 61) “Rasio yang mengukur persentase dari setiap penjualan yang tersisa setelah (dikurangi) semua biaya dan beban selain bunga, pajak, dan dividen saham preferen.” (Gitman, 2008: 65)
Ada banyak pakar soal ini, tapi itulah beberapa yang bisa dijadikan rujukan dalam memahami pengertian rasio margin laba operasi dalam analisis saham. Baca dulu : Waktu Terbaik Membeli Saham

Rumus Margin Laba Operasi

Sebelum itu, mari kita breakdown dulu susunan laporan laba/rugi dalam laporan keuangan. Dan berikut susunannya:
  • Penjualan/Pendapatan (Revenues)
  • Laba kotor (Gross profit)
  • EBITDA
  • Laba operasi (Operating profit / EBIT)
  • Laba sebelum Pajak (EBT)
  • Laba bersih
Jadi letak laba usaha atau operasi ini setelah EBITDA. Hanya saja, EBITDA kadang tidak ditampilkan langsung di LK, sehingga umumnya langsung setelah laba kotor. Sebagian ahli keuangan, termasuk Georgi Tsvetanov, sebelum laba bersih ada retained earnings (RE). Jika ada pengeluaran dividen maka hasil antara laba bersih dan RE tersebut berbeda, tapi bila tidak ada pembagian dividen maka hasilnya sama. Hanya saja, dalam finansial statement resmi para emiten di BEI, umumnya tidak menampilkan RE tersebut dalam halaman pelaporan laba-bersih, tapi dalam laporan aset yang merupakan nilai akumulasinya. Sekarang mari kita lihat rumusnya:
OPM = Operating profit / Revenues
Atau dalam bahasa Indonesia-nya:
Rasio Margin Laba Operasi = Laba operasi / pendapatan (penjualan)
Jadi tujuannya menghitung rasio OPM ini adalah untuk mengetahui seberapa besarkan jumlah laba operasi yang dihasilkan dibanding dengan penjualannya. Atau, seberapa baikkan perusahaan dalam menekan beban dari penjualannya sehingga keuntungan operasi yang tersisa bisa lebih besar dari biasanya. Semakin tinggi nilai OPM ini akan semakin baik. Tapi, mengenai berapa nilai OPM yang bagus maka sebaiknya Download Kalkulator Saham Excel yang sudah saya buat. Di dalam tools sederhana tersebut ada 35 rasio keuangan dan 3 pokok analisis saham sudah tersedia, termasuk analisis pertumbuhan, trend, dan juga 35 rasio tersebut. Nilai tertinggi dari laba operasi adalah 100% dari penjualan, tapi itu tidak mungkin karena pasti ada biaya untuk penjualan, administrasi dan lainnya. Baca : Cara Menilai Saham Mahal atau Murah

Contoh Soal Operating Profit Margin

Pertanyaan, bagaimana melakukan analisis OPM dalam trading saham? Akan sulit memahami bagaimana sebenarnya alur perhitungan dari rasio margin laba operasi ini kalau bukan dengan contoh kongkrit langsung. Dan kebetulan saat ini saya memilih PT Mayora Indah Tbk sebagai contoh real untuk perhitungan operating profit margin ini. Bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja ini salah satu saham yang sangat saya rekomendasikan untuk tujuan nabung saham sebagaimana dorongan IDX. Diketahui: Perusahaan bernama PT Mayora Indah Tbk. dengan kode saham MYOR merilis dan melaporkan laporan keuangan per triwulannya, yakni pada triwulan/kuartal II 2018, tepatnya  23 Juli 2018. Adapun pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangannya adalah satuan penuh (full amount). Dalam penyampaian laporan keuangan tersebut disebutkan bahwa perolehan penjualan bersihnya sebesar Rp1.006.679.894.137 (1 triliun lebih). Adapun laba operasi/usaha yang dihasilkan adalah Rp735.869.739.231. Pertanyaannya: Berapakah rasio operating profit margin dari saham MYOR? Jawaban: = laba operasi / penjualan bersih = Rp735.869.739.231 / Rp1.006.679.894.137 = 0,73 kali atau 73,10% Jadi rasio OPM dari PT Mayora Indah Tbk. adalah sebesar 73% lebih. Itu artinya jumlah laba bersih MYOR dibandingkan dengan penjualan bersihnya hampir mendekati 100%, yakni 73% lebih. Karena nilai maksimal dari rasio ini adalah 100%, maka ini bisa dikatakan jumlah yang cukup besar mengingat perusahaan lain jarang bisa mencapai nilai setinggi itu. Dan ini berarti juga bahwa manajemen perusahaan mampu menekan biaya dan beban dengan baik sehingga selisih antara laba bersih dengan penjualan tidak terlalu jauh. Perlu saya pertegas juga bahwa pembulatan yang digunakan tiap emiten berbeda-beda, jadi sebelum dihitung harus dirubah dulu ke nilai sebenarnya atau estimasinya. Tentu ada caranya, tapi di file Kalkulator Saham Excel yang saya buat sudah lengkap semua soal ini. Selain itu, penyajian dengan dollar dan rupiah juga beda cara perhitungannya. Jadi silahkan miliki produk kalkulator tesebut untuk memperoleh semua tekniknya. Dalam hal meningkatkan laba bersih dari perusahaan, maka selain dengan mengurangi cost dalam produksi, perusahaan juga sebaiknya meningkatkan penjualannya. Karena semakin tinggi penjualan maka laba juga akan semakin tinggi. Cukup sudah dulu, punya pendapatn mengenai Contoh Soal Operating Profit Margin yang lain atau mungkin mau bertanya soal apa rumus dan pengertian Operating Profit Margin menurut para ahli, silahkan berikan komentarmu. Semoga soal rasio OPM ini bisa membantu aktifitas Anda!
Share this

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: